Dikutip dari laman Bloomberg, Kamis (16/1/2014), sepanjang tahun ini rupiah diperkirakan bakal menguat 6,8% ke level 11.400 per dolar AS. Menurut Lloyds Banking Group Plc, penguatan tersebut dapat menutupi sepertiga dari kemerosotan rupiah sebesar 21% yang terjadi sepanjang 2013.
Tak jauh berbeda dengan Llyods, Societe Generale SA juga memberikan pandangan positif pada pergerakan rupiah tahun ini. Pihaknya menilai rupiah dapat menguat hingga ke level 10.250 di akhir tahun. Sementara 23 analis yang disurvei Bloomberg cukup yakin rupiah akan bertengger di 12.200 sepanjang 2014.
Pelemahan rupiah tahun lalu juga telah menghantam kegiatan impor yang memicu surplus perdagangan ke level tertinggi dalam 20 bulan terakhir hingga November.
Sejumlah sentimen negatif yang menerpa tersebut membuat rupiah semakin sulit bergerak menguat di 2013.
"Kami rasa rupiah yang melemah sangat dipengaruhi dinamika pertumbuhannya. Tetapi berbagai laporan perdagangan terkini terus menunjukkan angka-angka yang positif. Kami juga memandang positif pergerakan ekonomi global tahun ini yang akan membantu pemulihan ekspor Indonesia pada pertengahan tahun," ungkap Director of Global Research Lloyds, Jeavon Lolay.
Di awal tahun ini, nilai tukar rupiah sempat menyentuh level terendahnya dalam lima tahun terakhir sebesar 12.285 per dolar AS pada perdagangan 7 Januari. Seiring berlalu waktu, rupiah menunjukkan penguatan sebesar 0.7% ke level 12.085.
Angka tersebut mengantarkan rupiah sebagai mata uang dengan penguatan kedua terbaik dibandingkan 11 mata uang Asia lainnya. Peringkat pertama masih digenggam yen Jepang.(Sis/Shd)
sumber : http://bisnis.liputan6.com/
0 komentar:
Posting Komentar