KURANGNYA KESADARAN SISWA DALAM
MENJAGA KEBERSIHAN LINGKUNGAN DI SMP NEGERI 20 MALANG
Disusun untuk Melengkapi Tugas
Bahasa Indonesia sebagai
Syarat Mengikuti Ujian Nasional ( UN )
Disusun oleh :
Kelompok 8 (9A)
1.
Jihan
Shavira A ( 03 )
2.
Sofia
Ari Murti ( 05 )
3.
Eka
Sundari ( 06 )
4.
Fadhilla
Putri W ( 19 )
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 20 MALANG
Jalan Raden Tumenggung Suryo Nomor 38 Malang Telp.
(0341) 491806
Tahun Pelajaran 2013 – 2014
LEMBAR PENGESAHAN
Karya
tulis yang berjudul “ Kurangnya
Kesadaran Siswa dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan di SMP Negeri 20 Malang “,
ini telah disetujui pada tanggal 6 Januari 2014.
Disetujui oleh :
Kepala SMP Negeri 20
Malang, Guru Pembimbing,
Dra. Tutut Sri Wahyuni, M.M.Pd Dra. Rubiati, M.Pd
NIP. 19641005 198903 2 009 NIP. 19680911 1999512 2 005
NIP. 19641005 198903 2 009 NIP. 19680911 1999512 2 005
MOTTO
'' Islam itu bersih, maka hendaklah
kamu suka membersihkan diri kamu, tidak akan masuk surga kecuali orang-orang
yang bersih.'' (HR.Dailami)
KATA PENGANTAR
Terima kasih yang tak terhingga
penuh rasa syukur akan selalu terucap kepada Allah SWT, Sang Maha Pemurah, Maha
Pengasih, dan Penyayang, Sang Maha Segalanya, yang telah memberikan cinta tak
terhingga, nikmat, dan cobaan yang penuh dengan pelajaran berharga sehingga penulis
dapat menyelesaikan karya tulis dengan judul “Kurangnya Kesadaran Siswa dalam
Menjaga Kebersihan Lingkungan di SMP Negeri 20 Malang” dengan baik dan lancar.
Karya
tulis ini disusun berdasarkan pengamatan penulis tentang kurangnya kesadaran
siswa-siswi SMP Negeri 20 Malang akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.
Karya tulis ini berisi pembahasan mengenai kurangnya kesadaran siswa-siswi SMP
Negeri 20 Malang akan kebersihan lingkungan sekolahnya. Juga disertai
pengamatan penulis selama penyusunan karya tulis ini.
Penyusunan
karya tulis ini tentunya tidak lepas dari bantuan, arahan, dan dukungan
berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih terutama kepada Ibu Dra. Tutut Sri Wahyuni, M.M.Pd, selaku Kepala SMP
Negeri 20 Malang yang telah memberikan fasilitas sarana dan prasarana yang
cukup memadai, sehingga karya tulis ini dapat terselesaikan dengan baik.
Selanjutnya Ibu Dra. Rubiati selaku guru pembimbing Bahasa Indonesia di kelas
9A. Juga sebagai pengampuh bahasa yang tidak ada hentinya memberi pelajaran dan
memberikan arahan yang benar. Kemudian Ibu Retno Muktiatni, S. Pd selaku wali
kelas 9A yang telah mendidik penulis dengan perhatian yang lebih, sehingga penulis
dapat terselesaikan dengan baik. Lalu Ibu Budiarti Andjajani S, Pd selaku
narasumber dalam penyusunan karya tulis ini. Tak lupa orang tua yang senantiasa
memberikan semangat dan doa restu agar penyusunan karya tulis ini dapat
terselesaikan dengan baik. Serta teman-teman
kelas 9A sebagai teman sekaligus sahabat dan guru sebaya yang sering memberi
masukan yang membangun terselesaikannya karya tulis ini, juga teman-teman SMP
Negeri 20 Malang yang telah membantu penulis dalam mengisi angket guna
penyusunan karya tulis ini, serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan
satu per satu yang rela memberikan waktunya demi kelancaran karya tulis ini.
Segala
upaya telah dilakukan untuk menyempurnakan penulisan karya tulis ini, tetapi
penulis menyadari bahwa penyusunan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak.
Semoga
karya tulis ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi
penulis pada khususnya.
Malang, 6 Januari 2014
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL
LEMBAR
PENGESAHAN
HALAMAN
MOTTO
KATA
PENGANTAR
DAFTAR
ISI
BAB
I PENDAHULUAN
1.1 Latang
Belakang
1.2 Ruang
Lingkup Masalah
1.3 Pembatasan
Masalah
1.4 Rumusan
Masalah
1.5 Tujuan
Penelitian
1.5.1
Tujuan Umum
1.5.2
Tujuan Khusus
1.6 Manfaat
Penelitian
1.6.1
Bagi Sekolah
1.6.2
Bagi Guru
1.6.3
Bagi Siswa
1.7 Anggapan
Dasar (Asumsi) dan Hipotesis
1.7.1
Anggapan Dasar (Asumsi )
1.7.2
Hipotesis
1.8 Sumber
Data dan Metode
1.8.1
Sumber Data
1.8.2
Metode
Bab II Analisis dan
Pembahasan
2.1 Pengertian Lingkungan
2.2 Pengertian Kebersihan
2.3 Pengertian Kebersihan Lingkungan
2.4 Pengertian Menjaga Kbersihan Lingkungan
2.5 Dampak LingkunganBersih
2.6 Menumbuhkan Kesadaran Siswa dalam Menjaga Kebersihan
2.7 Cara Mengatasi Lingkungan Kotor di SMP Negeri 20 Malang
2.8 Cara Menjaga Kebersihan Lingkungan di SMP Negeri 20 Malang
2.9 Hasil Penyebaran Angket Tentang “Kurangnya Kesadaran Siswa
dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan di SMP Negeri 20 Malang”
2.2 Pengertian Kebersihan
2.3 Pengertian Kebersihan Lingkungan
2.4 Pengertian Menjaga Kbersihan Lingkungan
2.5 Dampak LingkunganBersih
2.6 Menumbuhkan Kesadaran Siswa dalam Menjaga Kebersihan
2.7 Cara Mengatasi Lingkungan Kotor di SMP Negeri 20 Malang
2.8 Cara Menjaga Kebersihan Lingkungan di SMP Negeri 20 Malang
2.9 Hasil Penyebaran Angket Tentang “Kurangnya Kesadaran Siswa
dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan di SMP Negeri 20 Malang”
Bab III Penutup
3.1 Simpulan
3.2 Saran
3.2 Saran
3.2.1 Bagi
Sekolah
3.2.2 Bagi
Guru
3.2.3 Bagi
Siswa
Lampiran
Daftar Rujukan
Daftar Wawancara
Jawaban Wawancara
Pertanyaan Angket
Diagram
Gambar
BAB
I
PENDAHULUAN
Pada
pendahuluan ini penulis akan menguraikan tentang (1) latar belakang, (2) ruang
lingkup masalah, (3) pembatasan masalah, (4) rumusan masalah, (5) tujuan
penelitian, (6) manfaat penelitian, (7) anggapan dasar dan hipotesis, serta (8)
sumber data dan metode.
1.1 Latar Belakang
Penulis
mengambil judul “Kurangnya Kesadaran
Siswa dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan di SMP Negeri 20 Malang”. Karena
kesadaran siswa dalam menjaga kebersihan lingkungan di SMP Negeri 20 Malang
masih kurang. Terbukti dengan keadaan lingkungan masih terlihat kurang bersih,
masih banyak sampah di sembarang tempat.
Minimnya
kesadaran siswa dalam membuang sampah pada tempatnya dan menjaga kelestarian
tempat-tempat umum di lingkungan sekolah contohnya ruang kelas, kamar mandi,
kantin sekolah, dan lain lain. Hal tersebut , mendorong Penulis untuk melakukan
penelitian terhadap kesadaran siswa dalam menjaga kebersihan lingkungan di SMP
Negeri 20 Malang.
Agar para
pembaca menjadi lebih paham akan pentingnya kesadaran dalam menjaga kebersihan
lingkungan di sekolah. Serta mengetahui dampak positif dan negative lingkungan bersih, dan dapat menerapkan
kebiasaan dalam menjaga kebersihan dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut Beatrice
Trum Munter (2006:22) kita menghirup oksigen, nafas kehidupan kita, dan
menghembuskan zat-zat sisa. Sayangnya, di dunia yang penuh polusi ini bersama
dengan Oksigen kehidupan, kita juga menghirup banyak bahan yang mengiritasi dan
merusak paru-paru serta organ lain. Polutan udara ini sangat beragam dan
mencakup asap kendaraan bermotor, jegala, debu, asap rokok, kabut asap, senyawa
organik yang mudah menguap, pengusir serangga, serta masih banyak lagi.
Polusi udara
dalam ruangan mungkin menjadi masalah kesehatan yang lebih serius daripada
polusi udara luar ruangan. Karena secara rata-rata kita menghabiskan 75% dari
waktu kita didalam ruangan. Bagi sebagian kelompok persentasi waktu yang
dihabiskan didalam ruangan bahkan mungkin lebih tinggi kemungkinan efek
kesehatan akibat pajanan pada polutan dalam ruangan yang berbahaya.
Karena masalah
tersebut maka, penulis ingin membahas lebih dalam secara keseluruhan mengenai
penyebab, solusi, dan tindak lanjut dari masalah-masalah tersebut. Karena
menurut penulis, masalah tersebut masih menjadi momok besar yang melanda
masyarakat seluruhnya, terutama para remaja.
Penulis
menganggap bahwa remaja masih enggan untuk melakukan kewajibannya. Di sini
penulis lebih menekankan pada membuang sampah di tempatnya. Karena mereka masih
menganggap bahwa sampah adalah hal yang sepele. Sehingga mereka tidak
memperdulikan hal tersebut, padahal jika ditelisik lebih dalam sampah dapat
berakibat besar bagi kehidupan kita.
Kebersihan itu
sendiri pada hakekatnya adalah hal yang utama karena kebersihan merupakan dasar
dari semua kegiatan. Kebersihan akan menghasilkan hal-hal yang positif. Seperti
halnya kita melakukan sesuatu, akan lebih nyaman bila dilakukan secara bersih.
Berdasarkan
uraian di atas, maka penulis tertarik menyusun karya tulis yang berjudul “Kurangnya Kesadaran Siswa dalam Menjaga
Kebersihan Lingkungan di SMP Negeri 20 Malang” karena
masih banyak siswa SMP Negeri 20 Malang yang belum sadar akan pentingnya
kesadaran dalam menjaga kebersihan lingkungan di sekolah.
1.2 Ruang Lingkup Masalah
Karya tulis ini
membahas tentang kurangnya kesadaran siswa dalam menjaga kebersihan lingkungan
di SMP Negeri 20 Malang.
Lingkungan
adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber daya alam
seperti tanah, air, energi surya, mineral serta flora dan fauna yang tumbuh di
atas tanah maupun di udara dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia
seperti keputusan bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut.
Lingkungan
mempunyai pengaruh dan kepentingan yang terbesar dibandingkan tiga faktor
lainnya dalam berperan sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi derajat
kesehatan. Termasuk dalam kategori lingkungan di sini antara lain lingkungan
fisik, sosial budaya, pendidikan dan pekerjaan. Kita sangat bergantung pada
lingkungan. Jika lingkungan di sekitar kita bersih maka kita akan merasa nyaman.
Oleh karenaitu, kita harus senantiasa menjaga lingkungan sekitar kita agar
tetap bersih terutama di lingkungan sekolah. Jika lingkungan bersih, maka saat
belajar terasa nyaman.Sebaliknya jika lingkungan kotor, maka kita tidak akan
betah dalam melakukan baragam aktifitas. Lingkungan kotor akan banyak
menimbulkan dampak negatif. Sehingga kita akan merasa tidak nyaman karenanya.
Menurut penulis,
lingkungan di SMP Negeri 20 Malang saat ini masih kurang terawat dengan baik.
Sehingga kegiatan belajar mengajarnya pun menjadi sedikit terhambat. Dan siswa
menjadi malas dalam belajar dan sulit untuk menangkap materi yang diberikan
oleh pengajar jika dalam kondisi lingkungan yang seperti ini.
Lingkungan yang
bersih akan berdampak baik pada kesehatan. Dan kesehatan akan berpengaruh pada
prestasi belajar para siswa.
1.3 Pembatasan Masalah
Berdasarkan
ruang lingkup masalah di atas, maka pembatasan masalah yang dikemukakan penulis
dalam penelitian ini, antara lain sebagai berikut.
1.3.1
Pengertian lingkungan.
1.3.2
Pengertian kebersihan.
1.3.3
Pengertian kebersihan lingkungan.
1.3.4
Pentingnya menjaga kebersihan
lingkungan.
1.3.5
Dampak lingkungan bersih.
1.3.6
Upaya-upaya menumbuhkan kesadaran siswa
dalam menjaga kebersihan lingkungan di SMP Negeri 20 Malang.
1.3.7
Cara-cara mengatasi lingkungan kotor di
SMP Negeri 20 Malang.
1.3.8
Cara-cara menjaga kebersihan lingkungan
di SMP Negeri 20 Malang.
1.3.9
Hasil penyebaran angket tentang menjaga
kebersihan lingkungan di SMP Negeri 20
Malang.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di
atas, maka rumusan masalah yang dikemukakan penulis, antara lain sebagai
berikut.
1.4.1
Apakah pengertian lingkungan?
1.4.2
Apakah pengertian kebersihan?
1.4.3
Apakah pengertian kebersihan lingkungan?
1.4.4
Apakah pentingnya menjaga kebersihan lingkungan?
1.4.5
Bagaimana dampak lingkungan bersih?
1.4.6
Bagaimana upaya-upaya menumbuhkan
kesadaran siswa dalam menjaga kebersihan lingkungan di SMP Negeri 20 Malang?
1.4.7
Bagaimana cara-cara mengatasi lingkungan
kotor di SMP Negeri 20 Malang?
1.4.8
Bagaimana cara-cara menjaga kebersihan
lingkungan di SMP Negeri 20 Malang
1.4.9
Bagaimana hasil penyebaran angket
tentang menjaga kebersihan lingkungan di SMP
Negeri 20 Malang?
1.5 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan masalah dari karya
tulis ilmiah ini dibagi menjadi dua, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus, yang
penjabarannya sebagai berikut:
1.5.1 Tujuan Umum
Tujuan
Umum dari penelitian yang dilakukan penulis ini adalah untuk mendeskripkan
tentang kurangnya kesadaran siswa dalam menjaga kebersihan lingkungan di SMP
Negeri 20 Malang.
1.5.2
Tujuan
Khusus
Berdasarkan
tujuan umum di atas yang telah penulis
rumuskan, maka tujuan khusus penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.5.2.1
Mendeskripsikan pengertian lingkungan.
1.5.2.2
Mendeskripsikan pengertian kebersihan.
1.5.2.3
Mendeskripsikan pengertian kebersihan
lingkungan.
1.5.2.4
Mendeskripsikan pentingnya menjaga
kebersihan lingkungan.
1.5.2.5
Mendeskripsikan dampak lingkungan
bersih.
1.5.2.6
Mendeskripsikan upaya-upaya dalam
menumbuhkan kesadaran siswa dalam menjaga kebersihan lingkungan di SMP Negeri
20 Malang.
1.5.2.7
Mendeskripsikan cara mengatasi
lingkungan kotor di SMP Negeri 20 Malang.
1.5.2.8
Mendeskripsikan cara menjaga kebersihan
lingkungan di SMP Negeri 20 Malang.
1.5.2.9
Mendeskripsikan hasil penyebaran angket
tentang “Kurangnya Kesadaran Siswa dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan di SMP
Negeri 20 Malang”.
1.6
Manfaat Penelitian
Beberapa
manfaat yang dapat diberikan oleh karya tulis ini adalah sebagai berikut.
1.6.1 Bagi Sekolah
a) Sekolah
dapat mengetahui tingkatan kebersihannya menurut anggapan dari siswa-siswanya.
b) Sekolah
dapat memberikan sarana dan prasaran yang lebih baik untuk menunjang kegiatan
belajar mengajar para siswa.
c) Sekolah
dapat meningkatkan kualitas kebersihan, sehingga mutu pendidikan pun juga ikut
meningkat pula.
d) Sekolah
dapat membentuk karakter siswa yang cinta akan lingkungan dan peduli akan
kebersihan.
1.6.2
Bagi
Guru
a) Guru
dapat mengukur jelas tingkat kesadaran siswa dalam menjaga kebersihan
lingkungan SMP Negeri 20 Malang.
b) Guru
dapat lebih mengingatkan siswa dalam menjaga kebersihan lingkungan SMP Negeri
20 Malang.
c) Guru
dapat memberi contoh yang baik dalam menjaga kebersihan SMP Negeri 20 Malang.
d) Guru
dapat menjadi pelopor bagi siswanya dalam menjaga kebersihan lingkungan di
sekolah.
e) Guru
dapat membimbing siswanya untuk terus menjaga kebersihan lingkungan di sekolah.
1.6.3
Bagi
Siswa
a) Siswa
dapat memulai sejak dini menjaga kebersihan lingkungan di SMP Negeri 20 Malang.
b) Siswa
dapat mengukur tingkat kesadaran dirinya dalam menjaga kebersihan lingkungan di
SMP Negeri 20 Malang.
c) Siswa
dapat mulai menumbuhkan rasa keperdulian terhadap keadaan lingkungan di SMP
Negeri 20 Malang.
d) Siswa
dapat menjadi pelopor sebaya bagi teman-temannya dalam mengajak membersihkan
lingkungan di sekolah.
e) Siswa
dapat merasakan kenyamanan di sekolah, sehingga prestasi belajar mereka dapat
lebih baik.
1.7
Anggapan Dasar (Asumsi) dan Hipotesis
1.7.1
Anggapan
Dasar (Asumsi)
Lingkungan
SMP Negeri 20 Malang dapat dijadikan contoh dari kurang terawatnya lingkungan
sekolah. Rasa ketidak perdulian yang kurang dari masing-masing siswa dapat
dijadikan salah satu faktor yang mendorong terciptanya lingkungan yang kurang
terawat ini.
Ketidak
pahaman siswa mengenai pentingnya menjaga kebersihan lingkungan di SMP Negeri
20 Malang pun mendorong terciptanya rasa ketidak perdulian mereka dalam upaya
menciptakan lingkungan SMP Negeri 20 Malang . Bagi siswa, mereka masih ada
ketergantungan dengan teman-temannya, mereka menganggap masih banyak
teman-temannya yang tidak perduli terhadap lingkungan di SMP Negeri 20 Malang.
Kebersihan
lingkungan sekolah di SMP Negeri 20 Malang merupakan tanggung jawab seluruh
warga sekolah. Mungkin karena petikan ini para siswa masih saja menganggap
kebersihan sekolah bukan merupakan tanggung jawabnya seorang diri. Jadi, bukan
mereka yang harus mengusahakan terciptanya lingkungan sekolah di SMP Negeri 20
Malang yang bersih.
Di
setiap sudut ruangan dari SMP Negeri 20 Malang memang sudah diberi tempat
sampah, agar memudahkan siswa-siswi dalam membuang sampah mereka. Namun
nampaknya hal ini kurang berpengaruh besar bagi perilaku siswa-siswi SMP Negeri
20 Malang. Terbukti dengan tingkat kemalasan siswa dalam membuang sampah pada
tempatnya, mereka berfikir lebih praktis membuang sampah seenaknya sendiri.
Pemilahan sampahpun kurang mereka lakukan saat mereka sedang membuang sampah
menurut jenis sampahnya.
1.7.2
Hipotesis
Sebenarnya sudah
banyak usaha-usaha yang dilakukan oleh pihak sekolah untuk terus dapat
meningkatkan kualitas kebersihannya. Seperti pengadaan Jumat bersih dan piket
kelas. Namun para siswanya sendiri masih belum saja peduli terhadap hal
tersebut.
Mereka cenderung
meremehkan upaya-upaya tersebut, juga tidak mendukung cara tersebut. Sehingga
terkesan pihak sekolah tidak pernah mempunyai upaya yang konkret untuk
mengatasi masalah kebersihan. Padahal sebernarnya ketidakadaan dorongan dari
para siswa adalah penyebab utamanya.
Seperti halnya
pelaksanaan Jumat bersih. Dalam kasus ini sekolah menyediakan waktu dua kali
dalam sebulan, tepatnya pada minggu genap kedua dan keempat. Panitia sudah
menghimbau para siswa membawa peralatan kebersihan. Seperti sapu lidi, lap meja,
dan lain-lain. Untuk membantu membersihkan sekolah. Namun pada kenyataannya
para siswa masih banyak yang tidak membawanya. Mereka merasa malas dan repot
untuk membawanya.
Selain itu,
masalah juga terjadi pada saat pelaksanaan Jumat bersih. Setiap kelas diberi
area yang berbeda, baik di dalam maupun di luar sekolah. Bertujuan agar sekolah
dapat bersih secara merata di setiap sudut ruangan. Tapi ternyata, para siswa
terlihat enggan untuk bersih-bersih. Kebanyakan diantaranya merasa jijik kepada
sampah yang berserakan. Padahal sebenarnya mereka sendirilah yang menciptakan
sampah yang berserakan tersebut.
Kemudian
terkendala pada piket kelas. Piket yang dilakukan setiap hari secara bergilir
oleh setiap siswa. Di sini para siswa masih belum bisa terkontrol secara baik.
Maka kelas sering kali tidak terkondisikan dalam keadaan bersih. Inilah yang
menghambat proses belajar mengajar di sekolah. Kelas yang kotor akan
menimbulkan rasa ketidaknyamanan, sehingga prestasi belajar pun menjadi
terganggu.
Fasilitas yang diberikan
oleh sekolah pun sudah cukup lengkap. Peralatan kebersihan, mulai dari sapu,
cikrak, sulak, kemucing, kain pel, dan lain-lain, telah tersedia di dalam
kelas. Dan setiap tahunnya juga selalu diganti oleh pihak sekolah. Juga
terdapat tempat sampah, dan slogan kebersihan juga telah dilakukan.
Tempat sampah
terdapat di setiap penjuru ruangan sekolah. Dan slogan kebersihan berisi ajakan
untuk tetap melestarikan kebersihan di sekolah.Namun nyatanya slogan-slogan
tersebut kurang digubrik oleh para siswa. Di samping itu dengan adanya slogan
kebersihan seperti hanya menjadi pajangan sekolah yang berfungsi hanya untuk
memperindah dinding-dinding sekolah.
Berdasarkan
anggapan dasar di atas maka, penulis mengajukan hipotesis tentang “Kurangnya
Kesadaran Siswa dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan di SMP Negeri 20
Malang”yaitu masih banyak siswa SMP Negeri 20 Malang yang kurang menjaga dan
kurang sadar dalam menjaga kebersihan lingkungan di SMP Negeri 20 Malang.
1.8
Sumber
Data dan Metode
1.8.1
Sumber
Data
Dalam penyelesaian
karya tulis yang berjudul “Kurangnya Kesadaran Siswa dalam Menjaga Kebersihan
Lingkungan di SMP Negeri 20 Malang” penulis memperoleh sumber data dari:
1.8.1.1 Buku
Munter, Beatrice Trum.
2006. Udara dan Kesehatan Anda. Jakarta:Kelompok
Gramedia
1.8.1.2 Internet
Situs
yang penulis kunjungi , antara lain sebagai berikut:
1)
Google. 2013. Pentingnya menjaga
kebersihan, (Online),
(http://kursus-bisnis-roti.blogspot.com/2013/04/pentingnya-menjaga-kebersihan-lingkungan.html,
diakses 20 Desember 2013 pukul 18:36)
2)
Google. 2013. Dampak lingkungan bersih,
(Online),
(http://answers.yahoo.com/question/index?qid=20110925072628AACGyIT,
diakses 20 Desember 2013 pukul 18:46)
3)
Google. 2013. Cara mengatasi lingkungan
sekolah yang kotor, (Online),
(http://ary2013.blogspot.com/2013/02/tips-menjaga-kebersihan-sekolah_2039.html,
diakses 20 Desember 2013 pukul 18:56)
4)
Google. 2013. Cara menjaga kebersihan
lingkungan sekolah, (Online),
(http://www.jurnalterbaik.com/2013/01/cara-menjaga-kebersihan
lingkungan.html, diakses 20 Desember 2013 pukul 19:00)
5)
Google. 2014. Ekosistem, (Online),
(http://ekosistem-ekologi.blogspot.com/2013/02/mencermati-pengertian-ekosistem.html,
diakses 6 Januari 2013 pukul 08:15)
6)
Wikipedia. 2014. Ekosistem, (Online),
7)
Wikipedia Indonesia. 2013. Lingkungan,
(Online),
pukul 08:43 WIB)
8)
Wikipedia Indonesia. 2013. Kebersihan,
(Online),
1.8.2
Metode
Dalam menyusun
karya tulis ini, penulis meneliti pokok bahasan dengan metode wawancara dan
penyebaran angket kepada siswa-siswi SMP Negeri 20 Malang.
1.8.2.1
Wawancara
Narasumber yang
dipilih oleh penulis dalam metode
wawancara karya tulis ini adalah sebagai berikut :
1)
Ibu Budiarti Andjajani S.Pd selaku Pembina
Kelompok Kerja Kebersihan SMP Negeri 20 Malang (diwawancarai pada hari Rabu,
tanggal 11 Desember 2013 pukul 09:00 )
2)
Annisa Latifa Gafrillia (Kelas 8H) selaku Ketua Kelompok Kerja Kebersihan SMP
Negeri 20 Malang (diwawancarai pada hari Rabu, tanggal 11 Desember 2013 pukul
10:00)
1.8.2.2 Angket
Penulis
mengambil sampel berupa perwakilan dari setiap tingkatan kelas di SMP Negeri 20
Malang untuk mendapatkan jawaban yang
tepat berdasarkan sudut pandang mereka masing-masing. Angket berjumlah seratus
lembar dan disebarkan dari kelas :
7A
sampai 7I : 40 lembar
8A
sampai 8I : 30 lembar
9A
sampai 9J : 30 lembar
Yang
disebarkan pada hari Kamis tanggal 12 Desember 2013
1.8.2.3 Observasi
Penulis melakukan observasi berupa
pengamatan kepada siswa-siswi SMP Negeri 20 Malang dengan mengambil foto pada
hari Senin, 6 Januari 2014 yang tercantum pada lampiran.
BAB II
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Pada
bab analisis dan pembahasan ini penulis akan menguraikan tentang (1) pengertian
lingkungan, (2) pengertian kebersihan, (3) pengertian kebersihan lingkungan,
(4) pentingnya menjaga kebersihan lingkungan, (5) dampak lingkungan bersih, (6)
upaya-upaya menumbuhkan kesadaran siswa dalam menjaga kebersihan lingkungan di
SMP Negeri 20 Malang, (7) cara-cara mengatasi lingkungan kotor di SMP Negeri 20
Malang, (8) cara-cara menjaga kebersihan lingkungan di SMP Negeri 20 Malang,
serta (9) hasil angket tentang kurangnya kesadaran siswa dalam menjaga
kebersihan lingkungan di SMP Negeri 20 Malang”
2.1 Pengertian Lingkungan
Lingkungan adalah kombinasi
antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber daya alam seperti tanah,
air,
energi surya,
mineral,
serta flora dan fauna yang tumbuh di atas tanah maupun di dalam lautan, dengan
kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti keputusan bagaimana
menggunakan lingkungan fisik tersebut.
Lingkungan
terdiri dari komponen abiotik
dan biotik.
Komponen abiotik adalah segala yang tidak bernyawa seperti tanah, udara, air,
iklim, kelembaban, cahaya, bunyi. Sedangkan komponen biotik adalah segala
sesuatu yang bernyawa seperti tumbuhan, hewan, manusia dan mikro-organisme
(virus dan bakteri).
Ilmu
yang mempelajari lingkungan adalah ilmu
lingkungan atau ekologi.
Ilmu lingkungan adalah cabang dari ilmu biologi.
Secara
khusus, kita sering menggunakan istilah lingkungan hidup untuk menyebutkan
segala sesuatu yang berpengaruh terhadap kelangsungan hidup segenap makhluk
hidup di bumi.
Adapun
berdasarkan UU No. 23 Tahun 1997, lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan
semua benda dan kesatuan makhluk hidup termasuk di dalamnya manusia dan
perilakunya yang melangsungkan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta
makhluk hidup lainnya.
Berbicara
mengenai lingkungan, erat kaitannya dengan individu. Individu adalah unsur
tunggal makhluk hidup. Mengingat tidak ada makhluk hidup yang mampu hidup
sendiri, maka individu tersebut membentuk sebuah kelompok untuk mempertahankan
hidupnya masing-masing. Karena sebuah kelompok yang sejenis, tidak akan dapat
memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri. Masing-masing kelompok membutuhkan
kelompok dengan jenis lain yang berbeda. Maka kelompok tersebut akan membentuk
sebuah ekosistem yang mampu menyeimbangkan kelangsungan hidup mereka.
Ekosistem
adalah hubungan timbal balik antara makhluk hidup dan makhluk tak hidup
terhadap lingkungannya. Setiap ekosistem tersusun atas individu yang beda jenis
untuk saling berinteraksi. Dengan cara inilah makhluk hidup dapat memenuhi
kebutuhannya dengan masing-masing komponen yang dimilikinya yang membantunya
mempertahankan hidup.
Unsur-unsur
lingkungan hidup dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1). Unsur
Hayati (Biotik)
Unsur hayati (biotik), yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari makhluk hidup, seperti manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan jasad renik. Jika kalian berada di kebun sekolah, maka lingkungan hayatinya didominasi oleh tumbuhan. Yang mencakup semua mahluk hidup yang dilihat dari susunan trofiknya dibagi ke dalam beberapa tingkatan yakni komponen produsen, komponen konsumen, dan juga komponen pengurai. Dan apabila dilihat dari fungsi komponen itu sendiri maka ia dibagi ke dalam dua komponen dasar yakni komponen autotrof dan juga komponen heterotrof. Autotrof sendiri merupakan mahluk hidup yang bisa membentuk sendiri makanannya sementara itu heterotrof adalah organism konsumen yang mengambil makanan dari luar dirinya. Tetapi jika berada di dalam kelas, maka lingkungan hayati yang dominan adalah teman-teman atau sesama manusia. Unsur biotic dibagi menjadi dua, yaitu :
Unsur hayati (biotik), yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari makhluk hidup, seperti manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan jasad renik. Jika kalian berada di kebun sekolah, maka lingkungan hayatinya didominasi oleh tumbuhan. Yang mencakup semua mahluk hidup yang dilihat dari susunan trofiknya dibagi ke dalam beberapa tingkatan yakni komponen produsen, komponen konsumen, dan juga komponen pengurai. Dan apabila dilihat dari fungsi komponen itu sendiri maka ia dibagi ke dalam dua komponen dasar yakni komponen autotrof dan juga komponen heterotrof. Autotrof sendiri merupakan mahluk hidup yang bisa membentuk sendiri makanannya sementara itu heterotrof adalah organism konsumen yang mengambil makanan dari luar dirinya. Tetapi jika berada di dalam kelas, maka lingkungan hayati yang dominan adalah teman-teman atau sesama manusia. Unsur biotic dibagi menjadi dua, yaitu :
a) Heterotrof / konsumen :
Komponen heterotrof terdiri dari organisme yang memanfaatkan
bahan-bahan organik yang disediakan oleh organisme lain sebagai makanannya . Komponen
heterotrof disebut juga konsumen makro (fagotrof) karena makanan yang dimakan berukuran lebih kecil. Yang tergolong heterotrof adalah manusia, hewan, jamur, dan mikroba.
b) Pengurai / dekomposer :
Pengurai atau
dekomposer adalah organisme yang menguraikan bahan organik yang berasal dari organisme mati.
Pengurai disebut juga konsumen makro (sapotrof) karena makanan
yang dimakan berukuran lebih besar. Organisme pengurai menyerap sebagian hasil
penguraian tersebut dan melepaskan bahan-bahan yang sederhana yang dapat
digunakan kembali oleh produsen. Yang tergolong pengurai adalah bakteri dan jamur. Ada pula pengurai yang disebut detritivor,
yaitu hewan pengurai yang memakan sisa-sisa bahan organik, contohnya adalah kutu kayu. Tipe decomposer
ada tiga, yaitu:
3. Fermentasi :
anaerobik namun bahan organik yang teroksidasi juga sebagai penerima elektron.
komponen tersebut berada pada suatu tempat dan berinteraksi membentuk suatu
kesatuan ekosistem yang teratur. Misalnya, pada suatu ekosistem akuarium,
ekosistem ini terdiri dari ikan sebagai
komponen heterotrof, tumbuhan air sebagai komponen autotrof, plankton yang
terapung di air sebagai komponen pengurai, sedangkan yang termasuk komponen abiotik adalah air, pasir, batu, mineral dan oksigen yang
terlarut dalam air.
2). Unsur
Sosial Budaya
Unsur sosial budaya, yaitu lingkungan sosial dan budaya yang dibuat manusia yang merupakan sistem nilai, gagasan, dan keyakinan dalam perilaku sebagai makhluk sosial. Kehidupan masyarakat dapat mencapai keteraturan berkat adanya sistem nilai dan norma yang diakui dan ditaati oleh segenap anggota masyarakat.
Unsur sosial budaya, yaitu lingkungan sosial dan budaya yang dibuat manusia yang merupakan sistem nilai, gagasan, dan keyakinan dalam perilaku sebagai makhluk sosial. Kehidupan masyarakat dapat mencapai keteraturan berkat adanya sistem nilai dan norma yang diakui dan ditaati oleh segenap anggota masyarakat.
3). Unsur
Fisik (Abiotik)
Unsur fisik (abiotik), yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari benda-benda tidak hidup, seperti tanah, air, udara, iklim, dan lain-lain. Keberadaan lingkungan fisik sangat besar peranannya bagi kelangsungan hidup segenap kehidupan di bumi. Bayangkan, apa yang terjadi jika air tak ada lagi di muka bumi atau udara yang dipenuhi asap? Tentu saja kehidupan di muka bumi tidak akan berlangsung secara wajar. Akan terjadi bencana kekeringan, banyak hewan dan tumbuhan mati, perubahan musim yang tidak teratur, munculnya berbagai penyakit, dan lain-lain. Materi yang termasuk ke dalam komponen abiotik ini mempengaruhi juga mendukung kehidupan komponen biotik atau hayati dalam sebuah ekosistem.
Unsur fisik (abiotik), yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari benda-benda tidak hidup, seperti tanah, air, udara, iklim, dan lain-lain. Keberadaan lingkungan fisik sangat besar peranannya bagi kelangsungan hidup segenap kehidupan di bumi. Bayangkan, apa yang terjadi jika air tak ada lagi di muka bumi atau udara yang dipenuhi asap? Tentu saja kehidupan di muka bumi tidak akan berlangsung secara wajar. Akan terjadi bencana kekeringan, banyak hewan dan tumbuhan mati, perubahan musim yang tidak teratur, munculnya berbagai penyakit, dan lain-lain. Materi yang termasuk ke dalam komponen abiotik ini mempengaruhi juga mendukung kehidupan komponen biotik atau hayati dalam sebuah ekosistem.
2.2 Pengertian Kebersihan
Kebersihan adalah keadaan bebas
dari kotoran,
termasuk di antaranya, debu,
sampah,
dan bau.
Di zaman modern, setelah Louis Pasteur
menemukan proses penularan penyakit atau infeksi disebabkan oleh mikroba,
kebersihan juga bererti bebas dari virus,
bakteria
patogen,
dan bahan kimia berbahaya.
Kebersihan
adalah salah satu tanda dari keadaan hygene
yang baik. Manusia perlu menjaga kebersihan lingkungan dan kebersihan diri agar
sehat, tidak berbau, tidak malu, tidak menyebarkan kotoran, atau menularkan
kuman penyakit bagi diri sendiri maupun orang lain. Kebersihan badan meliputi
kebersihan diri sendiri, seperti mandi,
gosok gigi,
mencuci tangan, dan memakai pakaian
yang bersih.
Mencuci
adalah salah satu cara menjaga kebersihan dengan menggunakan air dan sejenis sabun
atau detergen.
Mencuci tangan dengan sabun
atau menggunakan produk kebersihan tangan merupakan cara terbaik dalam mencegah
penularan influenza dan batuk.
Tingkat
kebersihan berbeda-beda menurut tempat dan kegiatan yang dilakukan
manusia.Contohnya, kebersihan di rumah
berbeda dengan kebersihan ruang bedah
di rumah sakit.
2.3
Pengertian Kebersihan Lingkungan
Kebersihan
lingkungan adalah kebersihan tempat tinggal,
tempat bekerja, dan tempat awam. Kebersihan tempat tinggal dilakukan dengan
cara mengelap tingkap
dan perabot rumah, menyapu dan mengemop lantai,
mencuci peralatan masak
dan peralatan makan
, membersihkan bilik mandi
dan jamban,
serta membuang sampah.
Kebersihan lingkungan dimulakan dengan menjaga kebersihan halaman dan
membersihkan jalan di depan rumah daripada sampah.
2.4
Pentingnya Menjaga Kebersihan
Lingkungan
Menjaga kebersihan lingkungan merupakan hal yang sangat penting untuk
dilakukan dalam kehidupan kita karena kebersihan merupakan sebagian dari imam.
Menjaga kebersihan juga sangat bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain
karena dapat menciptakan kehidupan yang bersih, nyaman, dan sehat.
Lingkungan yang bersih tentu merupakan lingkungan yang sehat karena
biasanya kuman – kuman dan bibit penyakit akan mudah tumbuh di tempat yang
kurang bersih dan jorok. Oleh sebab itu, dengan lingkungan yang besih, maka
kita dapat terhindar dari berbagai macam penyakit yang disebabkan karena
lingkungan yang tidak sehat.
Lingkungan yang bersih selain sehat, tentu juga nyaman untuk dipandang
karena tidak terdapat sampah atau kotoran yang
berserakan. Dengan lingkungan yang bersih, suasana di lingkungan tidak hanya
indah dipandang mata saja, tetapi juga nyaman bagi penghuninya.
Kebersihan lingkungan ternyata memiliki banyak sekali manfaat untuk
kehidupan. Disadari atau tidak lingkungan yang bersih juga menjadi lingkungan
yang bebas dari polusi, baik polusi udara maupun polusi lainnya.
Kebersihan
adalah situasi yang berarti bebas dari segala macam kotoran seperti sampah,
debu dan bau. Kebersihan merupakan salah satu pertanda hygiene pada suatu
keadaan yang baik. Bila kita tidak menjaga kebersihan, maka akan timbul
berbagai penyakit yang disebabkan kototran yang ada di sekitar kita. Penyakit
dapat timbul dari berbagai kotoran yang ada di lingkungan sekolah dan rumah.
Oleh karena itu, kita perlu menjaga kebersihan lingkungan di sekitar kita.
Masalah kebersihan lingkungan dari tahun ke tahun selalu meningkat dan menjadi
pembahasan khusus. Keinginan untuk bersih dapat dimulai dari diri kita sendiri,
baru kemudian diterapkan dengan lingkungan dan orang di sekitar kita.
2.5
Dampak Lingkungan Bersih
Dampak positif lingkungan yang bersih kurang lebih adalah:
1)
Lingkungan menjadi
lebih indah : tidak banyak sampah, teratur rapi, bersih.
2) Lingkungan menjadi lebih sehat : tidak ada sampah yang
menjadi sarang
penyakit
3) Membantu / mendukung meningkatkan produktivitas manusia di
kawasan
tersebut : dengan lingkungan yang bersih orang-orang yang beraktifitas didalamnya (di sekitarnya)
menjadi senang lebih bersemangat.
2.6 Upaya-upaya Menumbuhkan Kesadaran Siswa dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan
1.
Menghimbau siswa agar selalu menjaga
kebersihan lingkungan
2.
Melaksanakan piket kelas sepulang
sekolah
3.
Mengadakan kegiatan Jumat Bersih
4.
Mengadakan penyuluhan mengenai
pentingnya menjaga kebersihan lingkungan
5.
Membiasakan siswa untuk memilah sampah
sesuai dengan jenisnya ketika membuang sampah
6.
Memberi sanksi tegas kepada pelanggar
yang tidak menjaga kebersihan lingkungan
2.7
Cara-cara Mengatasi Lingkungan Kotor
di SMP Negeri 20 Malang
Seringkali kita
mendengar slogan-slogan di berbagai tempat terutama di sekoloah, yang isinya
mengajak kita untuk menjaga kebersihan lingkungan.
Akan tetapi
slogan tadi tidak kita pedulikan, slogan tadi fungsinya hanya seperti hiasan
belaka tanpa ada isinya, padahal isi dari sebuah slogan sangat penting bagi
kita. Banyak slogan yang mengajak kita untuk menjaga kebersihan, tapi apa
kenyataannya? Siswa masih membuang sampah sembarangan, selain ini siswa juga merobek-robek
kertas dalam kelas dan bila memakan jajan di tempat A bungkusnya dibuangnya
juga di tempat A, padahal di tempat-tempat tersebut telah disediakan tempat
sampah.
Tentu kita
tidak mau sekolah kita menjadi kotor, kumuh dan penuh dengan sampah. Disamping
itu sampah yang kita buang sembarangan tadi juga dapat mencemari lingkungan,
baik di dalam kelas maupun di luar kelas dan juga dapat menyebabkan suasana
belajar kita tidak nyaman.
Demi tercapainya lingkungan SMP Negeri
20 Malang yang bersih dan nyaman untuk belajar kita, perlu sekali dilakukan
tindakan yang bersifat mengajak kesadaran kita untuk menjaga kebersihan dan
bersifat mengatasi masalah di atas. Tindakan-tindakan tersebut antara
lain:
1)
Siswa diharapkan mempunyai kesadaran
dari hati nuraninya sendiri
untuk menjaga kebersihan.
2)
Petugas piket harus membersihkan kelas
serta lingkungan sekitar.
3) Guru
wajib menegur siswa yang membuang sampah sembarangan.
4) Mencatat
pada buku pelanggaran.
5) Memberi
sanksi tersendiri bagi siswa yang melakukan pelanggaran terutama membuang
sampah sembarangan.
Dengan tindakan-tindakan tersebut
diharapkan mampu menyadarkan siswa untuk menjaga kebersihan dan mampu mengatasi
lingkungan sekolah yang kotor. Kebersihan berpengaruh besar tehadap kesehatan
maka dari itu kebersihan perlu dijaga.
2.8
Cara-cara Menjaga Kebersihan Lingkungan di SMP Negeri 20 Malang
Untuk
menciptakan.kebersihan di sekolah, Gurulah yang akan ditiru oleh
murid-muridnya, dengan demikian peran guru dalam pencegahan sangat diperlukan
dengan tindakan-tindakan yang berupa :
1)
Membuat tata tertib kebersihan dan buang
sampah sembarangan
2)
Memberi contoh membuang sampah pada
tempatnya
3)
Memberikan nasehat apabila ditemukan
pelanggaran membuang sampah sembarangan,
4)
Memberikan reward kepada
petugas piket yang rajin dan besih dalam membersihkan kelasnya
5)
Membiasakan diri cuci tangan sehingga
murid juga meniru
Untuk membuat kebiasaan-kebiasaan menjaga kebersihan
lingkungan, perlu adanya Slogan-Slogan sebagai penyemangat diantaranya “bersih pangkal sehat”, “kebersihan adalah sebagian dari iman”,
“jagalah kebersihan”.
2.9 Hasil Angket tentang Kurangnya Kesadarann Siswa dalam
Menjaga Kebersihan Lingkungan di SMP
Negeri 20 Malang
Dari penyebaran angket
sebanyak seratus lembar diperoleh data sebagai berikut :
Pertanyaan pertama yaitu apakah Anda
setuju diadakannya Jumat Bersih? Yang menjawab ya sebanyak 91%, tidak sebanyak
3%, dan ragu-ragu sebanyak 6%. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa siswa
setuju diadakannya Jumat Bersih.
Pertanyaan kedua yaitu apakah
kegiatan Jumat Bersih berpengaruh dalam kebersihan di lingkungan SMP Negeri 20
Malang? Yang menjawab ya sebanyak 96%, tidak sebanyak 3%, dan ragu-ragu
sebanyak 1%. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa kegiatan Jumat Bersih
berpengaruh dalam kebersihan di lingkungan SMP Negeri 20 Malang.
Pertanyaan ketiga yaitu apakah Anda
sudah melaksanakan piket kelas sepulang sekolah? Yang menjawab ya sebanyak 88%,
tidak sebanyak 0%, dan ragu-ragu 12%. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa
siswa sudah melaksanakan piket sepulang sekolah.
Pertanyaan keempat yaitu apakah Anda
sudah memilah sampah sesuai dengan jenisnya ketika membuang sampah? Yang
menjawab ya sebanyak 52%, tidak sebanyak 9%, dan ragu-ragu sebanyak 39%. Dari
hasil tersebut menunjukkan bahwa siswa sudah memilah sampah sesuai jenisnya
ketika membuang sampah.
Pertanyaan kelima yaitu apakah Anda
sudah membuang sampah menurut jenisnya? Yang menjawab ya sebanyak 64%, tidak
sebanyak 8%, dan ragu-ragu sebanyak 28%. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa
siswa sudah membuang sampah menurut jenisnya.
Pertanyaan keenam yaitu apakah Anda
pernah dengan sengaja membuang sampah tidak pada tempatnya? Yang menjawab ya
sebanyak 42%, tidak sebanyak 30%, dan ragu-ragu sebanyak 28%. Dari hasil
tersebut menunjukkan bahwa siswa pernah dengan sengaja membuang sampah tidak
pada tempatnya.
Pertanyaan ketujuh yaitu pentingkah
kesadaran siswa akan kebersihan lingkungan? Yang menjawab ya sebanyak 100%,
tidak sebanyak 0%, dan ragu-ragu sebanyak 0%. Dari hasil tersebut menunjukkan
bahwa kesadaran siswa akan kebersihan lingkungan itu penting.
Pertanyaan kedelapan yaitu apakah
Anda termasuk orang yang tidak peduli dengan kebersihan lingkungan di SMP
Negeri 20 Malang? Yang menjawab ya sebanyak 4%, tidak sebanyak 80%, dan
ragu-ragu sebanyak 16%. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa siswa tidak
termasuk orang yang tidak peduli dengan kebersihan lingkungan di SMP Negeri 20
Malang.
Pertanyaan kesembilan yaitu apakah
Anda termasuk orang yang peduli dengan kebersihan lingkungan di SMP Negeri 20
Malang? Yang menjawab ya sebanyak 77%, tidak sebanyak 0%, dan ragu-ragu
sebanyak 23%. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa siswa termasuk orang yang
peduli dengan kebersihan lingkungan di SMP Negeri 20 Malang.
Pertanyaan kesepuluh yaitu apakah
lingkungan di SMP Negeri 20 Malang sudah termasuk lingkungan yang bersih dan
sehat? Yang menjawab ya sebanyak 46%, tidak sebanyak 5%, dan ragu-ragu sebanyak
49%. Dari data tersebut menunjukkan bahwa siswa masih ragu lingkungan di SMP
Negeri 20 Malang sudah termasuk lingkungan yang bersih dan sehat.
Pertanyaan kesebelas yaitu apakah
Anda sudah merasa nyaman dengan lingkungan SMP Negeri 20 Malang saat ini? Yang
menjawab ya sebanyak 69%, tidak sebanyak 3%, dan ragu-ragu sebanyak 28%. Dari
data tersebut menunjukkan bahwa siswa sudah merasa nyaman dengan lingkungan SMP
Negeri 20 Malang saat ini.
Pertanyaan keduabelas yaitu apakah
Anda mengetahui cara mengatasi lingkungan kotor di SMP Negeri 20 Malang? Yang
menjawab ya sebanyak 58%, tidak sebanyak 11%, dan ragu-ragu sebanyak 31%. Dari
hasil tersebut menunjukkan bahwa siswa mengetahui cara mengatasi lingkungan
kotor di SMP Negeri 20 Malang.
Pertanyaan ketigabelas yaitu apakah
Anda pernah menjadi pelopor dalam menjaga kebersihan lingkungan di SMP Negeri
20 Malang? Yang menjawab ya sebanyak 24%, tidak sebanyak 45%, dan ragu-ragu
senayak 31%. Dari data tersebut menunjukkan bahwa banyak siswa yang tidak
pernah menjadi pelopor dalam menjaga kebersihan lingkungan di SMP Negeri 20
Malang.
Pertanyaan keempatbelas yaitu apakah
masih banyak teman Anda yang kurang peduli terhadap kebersihan lingkungan di
SMP Negeri 20 Malang? Yang menjawab ya sebanyak 77%, tidak sebanyak 7%, dan
ragu-ragu sebanyak 16%. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa banyak siswa yang
kurang peduli terhadap kebersihan lingkungan di SMP Negeri 20 Malang.
Pertanyaan kelimabelas yaitu apakah
Anda pernah menegur teman Anda yang dengan sengaja membuang sampah sembarangan
di lingkungan SMP Negeri 20 Malang? Yang menjawab ya sebanyak 64%, tidak
sebanyak 18%, dan ragu-ragu sebanyak 18%. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa
banyak siswa pernah menegur temannya yang dengan sengaja membuang sampah
sembarangan di lingkungan SMP Negeri 20 Malang.
Pertanyaan keenambelas yaitu apakah
Anda ikut bertanggung jawab dalam menciptakan lingkungan SMP Negeri 20 Malang
yang bersih dan sehat? Yang menjawab ya sebanyak 67%, tidak sebanyak 3%, dan
ragu-ragu sebanyak 30%. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa siswa ikut
bertanggung jawab dalam menciptakan lingkungan SMP Negeri 20 Malang yang bersih
dan sehat.
Pertanyaan ketujuhbelas yaitu apakah
Anda sudah ikut serta dalam menjaga kebersihan lingkungan di SMP Negeri 20
Malang? Yang menjawab ya sebanyaj 78%, tidak sebanyak 3%, dan ragu-ragu
sebanyak 19%. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa siswa sudah ikut serta
dalam menjaga kebersihan lingkungan di SMP Negeri 20 Malang.
Pertanyaan kedelapanbelas yaitu
apakah dalam kegiatan belajar mengajar Anda sudah merasa nyaman dengan
lingkungan yang bersih? Yang menjawab ya
sebanyak 67%, tidak sebanyak 12%, dan ragu-ragu sebanyak 21%. Dari hasil
tersebut menunjukkan bahwa dalam kegiatan belajar mengajar iswa sudah merasa
nyaman dengan lingkungan yang bersih.
Pertanyaan kesembilanbelas yaitu
apakah kesadaran siswa SMP Negeri 20 Malang dalam menjaga kebersihan lingkungan
sudah cukup baik? Yang menjawab ya sebanyak 33%, tidak sebanyak 16%, dan
ragu-ragu sebanyak 51%. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa banyak yang ragu
kesadaran siswa SMP Negeri 20 Malang dalam menjaga kebersihan lingkungan sudah
cukup baik.
Pertanyaan keduapuluh yaitu apakah
lingkungan SMP Negeri 20 Malang sudah layak dikatakan sebagai lingkungan yang
bersih dan sehat? Yang menjawab ya sebanyak 42%, tidak sebanyak 8%, dan
ragu-ragu sebanyak 50%. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa banyak yang ragu
lingkungan SMP Negeri 20 Malang sudah layak dikatakan sebagai lingkungan yang
bersih dan sehat.
BAB
III
PENUTUP
Pada bab penutup penulis akan menguraikan tentang (1)
simpulan (2) saran.
3.1
Simpulan
Dari hal tersebut kita
dapat menyatakan bahwa siswa-siswi di SMP Negeri 20 Malang masih belum peduli
terhadap kebersihan lingkungan di
sekitarnya.
Kebanyakan dari mereka
bertindak secara spontan tanpa berfikir sebab akibat yang akan terjadi di
kemudian hari dan hanya ingin menguntungkan diri sendiri. Seperti masalah
pembuangan sampah yang tidak pada tempatnya, penggolongan sampah yang tidak
dilaksanakan sejak dini, pelaksanaan piket kelas yang kurang teratur, pembawaan
sampah plastik dari luar sekolah, dan tidak disiplin dalam mengembalikan
peralatan makan di kantin sekolah. Kasus-kasus yang seperti ini menyangkut
masalah kebersihan setiap tahunnya selalu meningkat. Dan mengakibatkan keadaan
yang merugikan lingkungan SMP Negeri 20
Malang.
Kesadaran masing-masing
individu begitu penting, untuk menjalankan perubahan kebersihan pada lingkungan
sekolah. Namun mayoritas para siswa
masih baru berantusias dalam meningkatkan kebersihan lingkungan. Dan siswa-siswi setuju dengan harus adanya
cara-cara yang dilakukan untuk memberikan alternatif untuk lebih
meyadarkan masyarakat tentang nilai kebersihan.
Dari beberapa uraian
yang telah dibahas sebelumnya dapat kita simpulkan yaitu siswa-siswi SMP Negeri
20 Malang harus turut andil dalam menjaga kebersihan lingkungan di SMP Negeri
20 Malang agar terciptanya suasana yang nyaman dalam proses kegiatan belajar mengajar yang dilakukan setiap hari,
serta siswa harus selalu menjaga dan melaksanakan tanggung jawab untuk memenuhi
komponen kebersihan dalam lingkungan SMP Negeri 20 Malang.
Jadi, dari hal
tersebutlah kita harus menyadari kebersihan itu penting. Marilah kita menjaga
kebersihan secara bersama-sama.
Berdasarkan hipotesis penulis, dapat
disimpulkan bahwa siswa-siswi SMP Negeri 20 Malang masih belum bisa melakukan
kebersihan dengan baik. Hal ini dapat diketahui dari jawaban hasil wawancara
dan penyebaran angket yang telah dilakukan oleh penulis. Seharusnya siswa
melakukan kebersihan melalui hal-hal kecil yang dapat dilakukan di kelas,
ataupun di halaman sekolah tanpa harus menunggu dilaksanakannya Jumat bersih
atau kerja bakti.
Seperti membuang sampah pada
tempatnya, tidak mencoret-coret dinding sekolah seperti yang dapat ditemui pada
dinding belakang aula, kamar mandi, ruang multimedia, meja atau kursi kelas,
maupun dinding kelasnya masing-masing. Mengembalikan piring atau gelas pada
tempatnya, tidak mengotori kolam ikan yang
berada di taman, tidak menginjak-injak rumput dan merusak tanaman yang
ada.
3.2
Saran
Berdasarkan
simpulan di atas, maka penulis dapat menarik beberapa saran yang melibatkan
beberapa komponen yang dimohonkan kerja samanya dalam membantu menyadarkan
siswa dalam menjaga kebersihan lingkungan sekolah di SMP Negeri 20 Malang,
beberapa diantaranya yaitu sebagai berikut.
3.2.1
Bagi
Sekolah
1) Memperbanyak
tempat sampah yang diletakkan di setiap sudut-sudut sekolah, agar memungkinkan
para siswa untuk membuang sampah pada tempatnya.
2) Melakukan
program penghijauan di sekolah.
3) Menggalang
siswa untuk lebih meningkatkan kebersihan di sekitar sekolah.
4) Lebih
meningkatkan hubungan sosialisasi dengan
para siswanya saat melakukan kebersihan.
5) Menyediakan
sarana dan prasarana yang lengkap yang dibutuhkan untuk kebersihan sekitar
sekolah.
3.2.2
Bagi
Guru
1) Memberi
contoh pada para siswanya dalam menjaga kebersihan lingkungan SMP Negeri 20
Malang.
2) Membantu
memberi peringatan pada para siswa SMP Negeri 20 Malang yang melanggar
kebersihan lingkungan di SMP Negeri 20 Malang.
3) Memberikan
penyuluhan akan pentingnya kesadaran tentang kebersihan lingkungan di SMP
Negeri 20 Malang.
4) Membimbing
siswanya untuk melakukan kebersihan di kelas masing-masing.
5) Menumbuhkan
rasa kekompakan dengan siswanya untuk menjaga kebersihan di kelas
masing-masing.
6) Mengawasi
para siswanya saat melakukan kerja bakti atau Jumat bersih.
7) Meningkatkan
kedisiplinan yang berkaitan dengan kebersihan.
3.2.3
Bagi
Siswa
1)
Menjaga kebersihan lingkungan di SMP
Negeri 20 Malang sejak.
2)
Memulai sejak dini membiasakan diri
menjaga kebersihan lingkungan di SMP Negeri 20 Malang.
3)
Membantu mengingatkan teman-temannya
bila tertangkap tidak menjaga kebersihan lingkungan di SMP Negeri 20 Malang.
4)
Mempertahankan kebersihan lingkungan di
SMP Negeri 20 Malang, apabila memang sudah bersih.
5)
Melestarikan lingkungan hijau di SMP
Negeri 20 Malang.
6)
Mendukung program sekolah demi
terciptanya lingkugan sekolah yang bersih, rapi, dan nyaman.
7)
Melaksanakan kebersihan lingkungan
sekolah dengan baik, tertib dan benar.
LAMPIRAN
DAFTAR RUJUKAN
DAFTAR RUJUKAN
1)
Google. 2013. Pentingnya menjaga
kebersihan, (Online),
(http://kursus-bisnis-roti.blogspot.com/2013/04/pentingnya-menjaga-kebersihan-lingkungan.html,
diakses 20 Desember 2013 pukul 18:36)
2)
Google. 2013. Dampak lingkungan bersih,
(Online),
(http://answers.yahoo.com/question/index?qid=20110925072628AACGyIT,
diakses 20 Desember 2013 pukul 18:46)
3)
Google. 2013. Cara mengatasi lingkungan
sekolah yang kotor, (Online),
(http://ary2013.blogspot.com/2013/02/tips-menjaga-kebersihan-sekolah_2039.html,
diakses 20 Desember 2013 pukul 18:56)
4)
Google. 2013. Cara menjaga kebersihan
lingkungan sekolah, (Online),
(http://www.jurnalterbaik.com/2013/01/cara-menjaga-kebersihan
lingkungan.html, diakses 20 Desember 2013 pukul 19:00)
5)
Google. 2014. Ekosistem, (Online),
(http://ekosistem-ekologi.blogspot.com/2013/02/mencermati-pengertian-ekosistem.html,
diakses 6 Januari 2013 pukul 08:15)
6)
Munter, Beatrice Trum. 2006. Udara dan Kesehatan Anda. Jakarta:Kelompok Gramedia
7)
Wikipedia. 2014. Ekosistem, (Online),
8)
Wikipedia Indonesia. 2013. Lingkungan,
(Online),
pukul 08:43 WIB)
9)
Wikipedia Indonesia. 2013. Kebersihan,
(Online),
DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA
Narasumber
1 : Ibu Budiarti Andjajani S,Pd
(Selaku Pembina
Kelompok Kerja Kebersihan SMP Negeri 20
Malang, diwawancarai pada hari Rabu, tanggal 11 Desember 2013 pukul 09:00 WIB)
1.
Bagaimana pendapat Ibu mengenai
kebersihan lingkungan?
2.
Bagaimana pendapat Ibu mengenai
pentingnya menjaga kebersihan lingkungan?
3.
Menurut Ibu, apa saja dampak lingkungan
yang bersih?
4.
Menurut Ibu, apa saja upaya-upaya yang
dapat di lakukan untuk menumbuhkan kesadaran siswa dalam menjaga kebersihan
lingkungan di SMP Negeri 20 Malang?
5.
Apa saja kiat-kiat Ibu dalam mengatasi
lingkungan kotor di SMP Negeri 20 Malang?
6.
Apa saja kiat-kiat Ibu dalam menjaga
kebersihan lingkungan di SMP Negeri 20 Malang?
7.
Menurut Ibu, bagaimana kondisi
lingkungan SMP Negeri 20 Malang saat ini?
8.
Apa saja cara-cara yang sudah diterapkan
warga SMP Negeri 20 Malang untuk meningkatkan kesadaran siswa dalam menjaga
kebersihan lingkungan di SMP Negeri 20 Malang?
9.
Bagaimana pendapat Ibu mengenai perilaku
siswa terhadap lingkungan SMP Negeri 20 Malang saat ini?
10.
Menurut Ibu, bagaimana minat siswa
terhadap sistem penerapan kebersihan lingkungan di SMP Negeri 20 Malang?
JAWABAN WAWANCARA
Dilaksanakan pada hari
Rabu, 11 Desember 2013.
Pada pukul 09.00 WIB,
bertempat di Perpustakaan SMP Negeri 20 Malang.
Dengan Ibu Budiarti Andjajani, sebagai
narasumbernya.
1.
Kebersihan lingkungan harus tetap
dijaga, merupakan bentuk tanggung jawab dari seluruh warga sekolah. Seperti
siswa, guru, karyawan, pegawai, dan pesuruh.
2.
Kebersihan itu penting. Karena bersih
adalah sehat. Sekolah yang bersih akan menjadi sekolah yang sehat. Oleh karena
itu, kebersihan lingkungan itu sangat penting untuk kita semua.
3.
a. Suasanya menjadi lebih nyaman.
b.
Udara juga terasa lebih segar.
c.
Lingkungan tampak lebih indah dan asri.
d.
Berpengaruh terhadap kesehatan jasmani dan rohani.
e. Seluruh warga sekolah menjadi
lebih betah untuk melakukan aktifitas di sekolah kita.
4.
Selalu mengingatkan siswa agar terus menjaga kebersihan lingkungan, seperti
melaksanakan piket kelas. Juga memberikan sanksi tegas kepada para
pelanggarnya, agar tidak mengulanginya lagi di kemudian hari. Dengan memberikan
giliran pemilahan sampah organik dan anorganik di setiap kelas secara
bergantian sesuai dengan nomor urut.
5. a.
Dengan melaksanakan Jumat Bersih secara rutin setiap 2 minggu sekali
dalam sebulan di minggu genap.
b. Menggalakkan piket kelas setiap hari,
agar kelas tampak tetap bersih setiap harinya dan terjaga kebersihannya.
6.
Dengan mendirikan Kelompok Kerja
(Pokja), dengan bidang kompos, anggrek, tanaman hias, taman, buah, sayur, toga,
dan kamar mandi.
7.
Kondisi lingkungan di SMP Negeri 20 Malang saat ini sudah bersih, sudah cukup
hijau. Namun, masih perlu ditingkatkan lagi.
8.
Dengan melakukan pemeriksaan kebersihan kelas setiap seminggu sekali. Dengan
mengecek kondisi setiap kelas dan mengecek tempat sampah organik dan anorganik
yang ada di depan masing-masing kelas.
9.
Siswa SMP Negeri 20 Malang masih belum sadar tentang pentingnya menjaga
kebersihan lingkungan sekolah. Mereka masih suka membuang sampah tidak pada
tempatnya, atau suka membawa sampah platik dari luar yang dibawa ke dalam.
10.
Minatnya sudah ada, namun masih kurang. Jadi perlu terus diingatkan, agar tetap
menjaga kebersihan di lingkungan.
Kesimpulan :
Sebenarnya
sekolah kita itu mampu menjadi sekolah yang bersih. Perlu adanya
kerja
sama antar warga sekolah agar terciptanya lingkungan sekolah yang bersih
dan
sehat.
Kritik dan saran :
Mari
kita bersama-sama saling bekerja sama untuk menciptakan suasana
lingkungan
sekolah yang bersih dan hijau.
DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA
Narasumber
2 : Annisa Lathifa Giffrilia (8H)
(Selaku Ketua Kelompok
Kerja Kebersihan SMP Negeri 20 Malang, diwawancarai pada hari Rabu, tanggal 11
Desember 2013 pukul 10:00 WIB)
1.
Bagaimana pendapat Anda mengenai
kebersihan lingkungan?
2.
Bagaimana pendapat Anda mengenai
pentingnya menjaga kebersihan lingkungan?
3.
Menurut Anda, apa saja dampak lingkungan
bersih?
4.
Menurut Anda, apa saja yang dapat
dilakukan untuk menumbuhkan kesadaran dalam menjaga kebersihan lingkungan di
SMP Negeri 20 Malang?
5.
Apa saja yang telah Anda lakukan dalam
menjaga kebersihan lingkungan di SMP Negeri 20 Malang?
6.
Apa saja yang telah Anda lakukan untuk
mengatasi lingkungan kotor di SMP Negeri 20 Malang?
7.
Apa saja upaya yang Anda lakukan dalam
mempelopori kebersihan lingkungan di SMP Negeri 20 Malang?
8.
Apa saja dampak yang Anda rasakan
terhadap lingkungan SMP Negeri 20 Malang?
9.
Menurut Anda, siapa saja yang
berkewajiban menerapkan kebersihan lingkungan di SMP Negeri 20 Malang?
10.
Menurut Anda, apa manfaat penerapan
lingkungan bersih di SMP Negeri 20 Malang?
JAWABAN WAWANCARA
Dilaksanakan
pada hari Rabu, 11 Desember 2013
Pada
pukul 10.30 WIB, bertempat di Koperasi Siswa SMP Negeri 20 Malang.
Dengan
Annisa Lathifa G. , sebagai
narasumbernya.
1.
Menurut saya, lingkungan yang bersih
adalah lingkungan hijau dan tidak ada sampahnya. Kebersihan lingkungan sangat
mutlak diperlukan untuk menciptakan suasanya yang nyaman dan menyenangkan.
2.
Penting sekali, karena dengan kita
menjaga kebersihan lingkungan. Itu artinya kita juga menjaga kelangsungan
makhluk hidup. Tanaman akan menghasilkan oksigen yang sangat kita butuhkan,
dengan mengolah karbon dioksida yang kita buang. Jadi, terdapat hubungan timbal
balik antara kita dengan lingkungan.
3.
a. enak dilihat, hijau dan asri
b.
tidak banyak terdapat polusi
c.
bersih, indah, dan nyaman.
4.
Semuanya berawal dari diri kita sendiri, dan akan berdampak pada diri kita
kembali. Jika bukan kita siapa lagi yang akan menjaga kelestarian alam ini.
Jika bukan sekarang kapan lagi kita akan mendayagunakan lingkungan kita untuk
kebaikan bersama.
5.
a. Dengan membuang sampah tepat pada tempatnya, seperti memilah-milah sampah
antara yang organik anorganik.
b. Terus menjaga tanaman agar tidak
layu, dengan menyirami dan menjaga dari hal-hal yang mengganggu. Menurut saya,
dengan ikut aktifnya siswa dalam mengikuti Kelompok Kerja Kompos bisa jadi juga
merupakan upaya kita dalam menjaga kelestarian lingkungan
6.
Tidak membiarkan adanya sampah yang berserakan, membantu memungutnya,
membuangnya tepat pada tempatnya sesuai dengan jenisnya. Sampah plastik di
buang ke tempat sampah jenis anorganik, dan sampah dedaunan di buang tepat pada
tempat sampah organik, agar dapat diolah kembali.
7.
Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan cara mengajak teman-teman untuk mulai
perduli dengan kebersihan lingkungan di SMP Negeri 20 Malang, salah satunya
dapat melalui sosial media.
8.
Dampak yang telah dirasakan terhadap lingkungan SMP Negeri 20 Malang saat ini
adalah ia telah merasa sejuk, teduh, dan nyaman.
9.
Menurut saya, yang berkewajiban menerapkan kebersihan di lingkungan SMP Negeri
20 Malang adalah semua warga sekolah, yang mencakup siswa, guru dan para staf,
dan juga petugas kebersihan.
10.
Manfaat penerapan lingkungan bersih adalah diri kita sendiri dapat merasakan
tentram, nyaman, dan lebih betah berlama-lama di sekolah.
DAFTAR PERTANYAAN ANGKET
NO
|
PERTANYAAN
|
YA
|
TIDAK
|
RAGU-RAGU
|
1
|
Apakah
Anda setuju dengan diadakannya Jumat Bersih?
|
|||
2
|
Apakah
kegiatan Jumat Bersih berpengaruh dalam kebersihan di lingkungan SMP Negeri
20 Malang?
|
|||
3
|
Apakah
Anda sudah melaksanakan piket kelas sepulang
sekolah ?
|
|||
4
|
Apakah
Anda sudah memilah sampah sesuai dengan jenisnya ketika membuang sampah?
|
|||
5
|
Apakah
Anda sudah membuang sampah menurut jenisnya?
|
|||
6
|
Apakah
Anda pernah dengan sengaja membuang sampah tidak pada tempatnya?
|
|||
7
|
Pentingkah
kesadaran siswa akan kebersihan lingkungan?
|
|||
8
|
Apakah
Anda termasuk orang yang tidak peduli dengan kebersihan lingkungan di SMP
Negeri 20 Malang?
|
|||
9
|
Apakah
Anda termasuk orang yang peduli dengan kebersihan lingkungan di SMP Negeri 20
Malang?
|
|||
10
|
Apakah
lingkungan di SMP Negeri 20 Malang sudah termasuk lingkungan yang bersih dan
sehat?
|
|||
11
|
Apakah
Anda sudah merasa nyaman dengan lingkungan SMP Negeri 20 Malang saat ini?
|
|||
12
|
Apakah
Anda mengetahui cara mengatasi lingkungan kotor di SMP Negeri 20 Malang?
|
|||
13
|
Apakah
Anda pernah menjadi pelopor dalam
menjaga kebersihan lingkungan di SMP Negeri 20 Malang?
|
|||
14
|
Apakah
masih banyak teman Anda yang kurang peduli terhadap kebersihan lingkungan di
SMP Negeri 20 Malang?
|
|||
15
|
Apakah
Anda pernah menegur teman Anda yang dengan sengaja membuang sampah
sembarangan di lingkungan SMP Negeri 20 Malang?
|
|||
16
|
Apakah
Anda ikut bertanggung jawab dalam menciptakan lingkungan SMP Negeri 20 Malang
yang bersih dan sehat ?
|
|||
17
|
Apakah
Anda sudah ikut serta dalam menjaga kebersihan lingkungan di SMP Negeri 20
Malang?
|
|||
18
|
Apakah
dalam kegiatan belajar mengajar Anda sudah merasa nyaman dengan lingkungan
yang bersih?
|
|||
19
|
Apakah
kesadaran siswa SMP Negeri 20 Malang dalam menjaga kebersihan lingkungan
sudah cukup baik?
|
|||
20
|
Apakah
lingkungan SMP Negeri 20 Malang sudah layak dikatakan sebagai lingkungan yang
bersih dan sehat?
|
DIAGRAM HASIL PENYEBARAN ANGKET
1.
Apakah Anda setuju diadakannya Jumat
Bersih?
2.
Apakah kegiatan Jumat Bersih berpengaruh
dalam kebersihan di lingkungan SMP Negeri 20 Malang?
3.
Apakah Anda sudah melaksanakan piket
kelas sepulang sekolah?
4.
Apakah Anda sudah memilah sampah sesuai
dengan jenisnya ketika membuang sampah?
5.
Apakah Anda sudah membuang sampah
menurut jenisnya?
6.
Apakah Anda pernah dengan sengaja
membuang sampah tidak pada tempatnya?
7.
Pentingkah kesadaran siswa akan
kebersihan lingkungan?
8.
Apakah Anda termasuk orang yang tidak
peduli dengan kebersihan lingkungan di SMP Negeri 20 Malang?
9.
Apakah Anda termasuk orang yang peduli
dengan kebersihan lingkungan di SMP Negeri 20 Malang?
10.
Apakah lingkungan di SMP Negeri 20
Malang sudah termasuk lingkungan yang bersih dan sehat?
11.
Apakah Anda sudah merasa nyaman dengan
lingkungan SMP Negeri 20 Malang saat ini?
12.
Apakah Anda mengetahui cara mengatasi
lingkungan kotor di SMP Negeri 20 Malang?
13.
Apakah Anda pernah menjadi pelopor dalam
menjaga kebersihan lingkungan di SMP Negeri 20 Malang?
14.
Apakah masih banyak teman Anda yang
kurang peduli terhadap kebersihan lingkungan di SMP Negeri 20 Malang?
15.
Apakah Anda pernah menegur teman Anda
yang dengan sengaja membuang sampah sembarangan di lingkungan SMP Negeri 20
Malang?
16.
Apakah Anda ikut bertanggung jawab dalam
menciptakan lingkungan SMP Negeri 20 Malang yang bersih dan sehat?\
17.
Apakah Anda sudah ikut serta dalam
menjaga kebersihan lingkungan di SMP Negeri 20 Malang?
18.
Apakah dalam kegiatan belajar mengajar
Anda sudah merasa nyaman dengan lingkungan yang bersih?
19.
Apakah kesadaran siswa SMP Negeri 20
Malang dalam menjaga kebersihan lingkungan sudah cukup baik?
20.
Apakah lingkungan SMP Negeri 20 Malang
sudah layak dikatakan sebagai lingkungan yang bersih dan sehat?
GAMBAR YANG BERHUBUNGAN DENGAN
KESADARAN SISWA DALAM MENJAGA KEBERSIHAN LINGKUNGAN DI SMP NEGERI 20 MALANG
Bukti
bahwa pemilahan sampah tidak dilakukan beberapa siswa, karena terlihat sampah
organik tercampur menjadi satu dengan
sampah anorganik.
Bukti
bahwa slogan kebersihan milik sekolah telah rusak dan tidak di gubris oleh
warga sekolah satupun.
Bukti
bahwa kebersihan sekolah masih bergantung pada petugas kebersihannya saja, para
siswa mulai melupakannya.
Bukti
bahwa siswa yang menggunakan peralatan makan milik kantin sekolah, tidak
mengembalikannya pada kantinnya masing-masing. Mereka lebih memilih meletakkannya
sembarangan di meja makan kantin.
Bukti
bahwa dinding kamar mandi penuh dengan coretan tidak penting yang dilakukan
oleh siswa-siswi yang tidak bertanggung jawab akan kebersihannya.
Makasih mbak infonya, semoga sukses selalu
BalasHapusTerima kasih sudah mengunjungi blog saya, sama-sama semoga bermanfaat ya..
HapusSalam Kenal juga :) :D
Mbaknya jangan lupa kunjungi blog saya ya
Hapusdi elmerfiqi.blogspot.com