Dunia akademika kehilangan seorang filsuf, terutama Universitas Gadjah Mada. Damardjati Supadjar, Guru Besar Filsafat meninggal Senin (17/2) pukul 17.05 WIB. Damardjati yang mengawali nama Supadjar itu bukanlah nama bawaan pria kelahiran Grabag, Magelang, 74 tahun lalu itu. Namun itu ia sematkan di awal tahun 1970 an.
"Nama itu didapat dari bisikan usai mandi di Kali Code," kata Sri Winarti, istri Damardjati, di rumahnya di Saren, Wedomartani, Ngemplak, Sleman, Selasa (18/2).
Guru besar itu kuliah di Universitas Gadjah Mada bukanlah di Fakultas Filsafat. Namun Fakultas Psikologi. Ia masuk pada 1968, namun menjelang akhir studi di awal 1970 baru ada Fakultas Filsafat.
Nama Damardjati berarti lampu, sejatinya lampu atau lampu yang sesungguhnya. Tak heran jika di setiap rumahnya ada lampu kuno. Baik lampu kuno yang diganti dengan bohlam listrik maupun lampu yang masih menggunakan minyak.
Namun, sambil berseloroh Damardjati kepada istrinya mengaku, ia adalah lampu kecil yang hanya 'melik-melik' atau lampu yang nyalanya kecil sekali. "Lampune melik-melik," kata Sri Winarti menirukan kata suaminya itu.
Namun, sambil berseloroh Damardjati kepada istrinya mengaku, ia adalah lampu kecil yang hanya 'melik-melik' atau lampu yang nyalanya kecil sekali. "Lampune melik-melik," kata Sri Winarti menirukan kata suaminya itu.
Memang rumahnya tidak hanya satu melainkan ada empat. Di setiap rumah itu ada lampu-lampu antik. Bahkan, kesenangan Damardjati itu semakin tinggi saat lampu listrik PLN mati. Ia langsung menyalakan lampu-lampu minyak itu. "Teman-temannya menjuluki dia Sunan Lampu karena koleksi lampu antik," kata istrinya itu.
Damardjati meninggal dunia di rumahnya setelah dirwat di Rumah Sakit Umum pusat Sardjito selama 2 minggu akibat terserang stroke ketiga kalinya. Serangan penyakit itu pertama kali dialami pada 2010.
Nusyirwan Jamal, teman satu angkatan saat kuliah menyatakan dengan berseloroh para mahasiswa satu angakatnnya itu merupakan sarjana psikologi tanpa ijazah. Karena di akhir kuliah dan gelar dokorandusnya adalah Filsafat. "Kami ini jurusan Psikologi tanpa ijazah," kata dia sambil berseloroh.
Damardjati meninggal dunia di rumahnya setelah dirwat di Rumah Sakit Umum pusat Sardjito selama 2 minggu akibat terserang stroke ketiga kalinya. Serangan penyakit itu pertama kali dialami pada 2010.
Nusyirwan Jamal, teman satu angkatan saat kuliah menyatakan dengan berseloroh para mahasiswa satu angakatnnya itu merupakan sarjana psikologi tanpa ijazah. Karena di akhir kuliah dan gelar dokorandusnya adalah Filsafat. "Kami ini jurusan Psikologi tanpa ijazah," kata dia sambil berseloroh.
sumber ; http://www.tempo.co/r
0 komentar:
Posting Komentar