Minggu, 16 Februari 2014

KURANGNYA KESADARAN SISWA DALAM MENJAGA KEBERSIHAN LINGKUNGAN DI SMP NEGERI 20 MALANG


KURANGNYA KESADARAN SISWA DALAM MENJAGA KEBERSIHAN LINGKUNGAN DI SMP NEGERI 20 MALANG

Disusun untuk Melengkapi Tugas Bahasa Indonesia sebagai
Syarat Mengikuti Ujian Nasional ( UN )





Disusun oleh :
Kelompok 8 (9A)
1.      Jihan Shavira A                    ( 03 )
2.      Sofia Ari Murti                      ( 05 )
3.      Eka Sundari                          ( 06 )
4.      Fadhilla Putri W                   ( 19 )





SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 20 MALANG
Jalan Raden Tumenggung Suryo Nomor 38 Malang Telp. (0341) 491806
Tahun Pelajaran 2013 – 2014

LEMBAR PENGESAHAN

Karya tulis yang berjudul “ Kurangnya Kesadaran Siswa dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan di SMP Negeri 20 Malang “, ini telah disetujui pada tanggal 6 Januari 2014.





   Disetujui oleh :

Kepala SMP Negeri 20 Malang,                             Guru Pembimbing,

 Dra. Tutut Sri Wahyuni, M.M.Pd                      Dra. Rubiati, M.Pd
 NIP. 19641005 198903 2 009                               NIP. 19680911 1999512 2 005








MOTTO


'' Islam itu bersih, maka hendaklah kamu suka membersihkan diri kamu, tidak akan masuk surga kecuali orang-orang yang bersih.'' (HR.Dailami)




KATA PENGANTAR

            Terima kasih yang tak terhingga penuh rasa syukur akan selalu terucap kepada Allah SWT, Sang Maha Pemurah, Maha Pengasih, dan Penyayang, Sang Maha Segalanya, yang telah memberikan cinta tak terhingga, nikmat, dan cobaan yang penuh dengan pelajaran berharga sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis dengan judul “Kurangnya Kesadaran Siswa dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan di SMP Negeri 20 Malang” dengan baik dan lancar.
            Karya tulis ini disusun berdasarkan pengamatan penulis tentang kurangnya kesadaran siswa-siswi SMP Negeri 20 Malang akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan. Karya tulis ini berisi pembahasan mengenai kurangnya kesadaran siswa-siswi SMP Negeri 20 Malang akan kebersihan lingkungan sekolahnya. Juga disertai pengamatan penulis selama penyusunan karya tulis ini.
Penyusunan karya tulis ini tentunya tidak lepas dari bantuan, arahan, dan dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih terutama kepada Ibu Dra. Tutut Sri Wahyuni, M.M.Pd, selaku Kepala SMP Negeri 20 Malang yang telah memberikan fasilitas sarana dan prasarana yang cukup memadai, sehingga karya tulis ini dapat terselesaikan dengan baik. Selanjutnya Ibu Dra. Rubiati selaku guru pembimbing Bahasa Indonesia di kelas 9A. Juga sebagai pengampuh bahasa yang tidak ada hentinya memberi pelajaran dan memberikan arahan yang benar. Kemudian Ibu Retno Muktiatni, S. Pd selaku wali kelas 9A yang telah mendidik penulis dengan perhatian yang lebih, sehingga penulis dapat terselesaikan dengan baik. Lalu Ibu Budiarti Andjajani S, Pd selaku narasumber dalam penyusunan karya tulis ini. Tak lupa orang tua yang senantiasa memberikan semangat dan doa restu agar penyusunan karya tulis ini dapat terselesaikan dengan baik. Serta  teman-teman kelas 9A sebagai teman sekaligus sahabat dan guru sebaya yang sering memberi masukan yang membangun terselesaikannya karya tulis ini, juga teman-teman SMP Negeri 20 Malang yang telah membantu penulis dalam mengisi angket guna penyusunan karya tulis ini, serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang rela memberikan waktunya demi kelancaran karya tulis ini.
Segala upaya telah dilakukan untuk menyempurnakan penulisan karya tulis ini, tetapi penulis menyadari bahwa penyusunan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak.
Semoga karya tulis ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi penulis pada khususnya.

                                                                               Malang, 6 Januari 2014

                                                                                             Penulis





DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
HALAMAN MOTTO
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latang Belakang
1.2  Ruang Lingkup Masalah
1.3  Pembatasan Masalah
1.4  Rumusan Masalah
1.5  Tujuan Penelitian
1.5.1        Tujuan Umum
1.5.2        Tujuan Khusus
1.6  Manfaat Penelitian
1.6.1        Bagi Sekolah
1.6.2        Bagi Guru
1.6.3        Bagi Siswa
1.7  Anggapan Dasar (Asumsi) dan Hipotesis
1.7.1        Anggapan Dasar (Asumsi )
1.7.2        Hipotesis
1.8  Sumber Data dan Metode
1.8.1        Sumber Data
1.8.2        Metode
Bab II Analisis dan Pembahasan
            2.1 Pengertian Lingkungan
            2.2 Pengertian Kebersihan
            2.3 Pengertian Kebersihan Lingkungan
            2.4 Pengertian Menjaga Kbersihan Lingkungan
            2.5 Dampak LingkunganBersih
            2.6 Menumbuhkan Kesadaran Siswa dalam Menjaga Kebersihan
            2.7 Cara Mengatasi Lingkungan Kotor di SMP Negeri 20 Malang
            2.8 Cara Menjaga Kebersihan Lingkungan di SMP Negeri 20 Malang
            2.9 Hasil Penyebaran Angket Tentang “Kurangnya Kesadaran Siswa
                  dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan di SMP Negeri 20 Malang”
Bab III Penutup
            3.1 Simpulan
            3.2 Saran
                        3.2.1    Bagi Sekolah
                        3.2.2    Bagi Guru
                        3.2.3    Bagi Siswa
Lampiran
            Daftar Rujukan
            Daftar Wawancara
            Jawaban Wawancara
            Pertanyaan Angket
            Diagram
            Gambar




BAB I
PENDAHULUAN

Pada pendahuluan ini penulis akan menguraikan tentang (1) latar belakang, (2) ruang lingkup masalah, (3) pembatasan masalah, (4) rumusan masalah, (5) tujuan penelitian, (6) manfaat penelitian, (7) anggapan dasar dan hipotesis, serta (8) sumber data dan metode.
1.1   Latar Belakang
Penulis mengambil judul “Kurangnya Kesadaran Siswa dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan di SMP Negeri 20 Malang”. Karena kesadaran siswa dalam menjaga kebersihan lingkungan di SMP Negeri 20 Malang masih kurang. Terbukti dengan keadaan lingkungan masih terlihat kurang bersih, masih banyak sampah di sembarang tempat.
Minimnya kesadaran siswa dalam membuang sampah pada tempatnya dan menjaga kelestarian tempat-tempat umum di lingkungan sekolah contohnya ruang kelas, kamar mandi, kantin sekolah, dan lain lain. Hal tersebut , mendorong Penulis untuk melakukan penelitian terhadap kesadaran siswa dalam menjaga kebersihan lingkungan di SMP Negeri 20 Malang.
Agar para pembaca menjadi lebih paham akan pentingnya kesadaran dalam menjaga kebersihan lingkungan di sekolah. Serta mengetahui dampak positif dan negative  lingkungan bersih, dan dapat menerapkan kebiasaan dalam menjaga kebersihan dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut Beatrice Trum Munter (2006:22) kita menghirup oksigen, nafas kehidupan kita, dan menghembuskan zat-zat sisa. Sayangnya, di dunia yang penuh polusi ini bersama dengan Oksigen kehidupan, kita juga menghirup banyak bahan yang mengiritasi dan merusak paru-paru serta organ lain. Polutan udara ini sangat beragam dan mencakup asap kendaraan bermotor, jegala, debu, asap rokok, kabut asap, senyawa organik yang mudah menguap, pengusir serangga, serta masih banyak lagi.
Polusi udara dalam ruangan mungkin menjadi masalah kesehatan yang lebih serius daripada polusi udara luar ruangan. Karena secara rata-rata kita menghabiskan 75% dari waktu kita didalam ruangan. Bagi sebagian kelompok persentasi waktu yang dihabiskan didalam ruangan bahkan mungkin lebih tinggi kemungkinan efek kesehatan akibat pajanan pada polutan dalam ruangan yang berbahaya. 
Karena masalah tersebut maka, penulis ingin membahas lebih dalam secara keseluruhan mengenai penyebab, solusi, dan tindak lanjut dari masalah-masalah tersebut. Karena menurut penulis, masalah tersebut masih menjadi momok besar yang melanda masyarakat seluruhnya, terutama para remaja.
Penulis menganggap bahwa remaja masih enggan untuk melakukan kewajibannya. Di sini penulis lebih menekankan pada membuang sampah di tempatnya. Karena mereka masih menganggap bahwa sampah adalah hal yang sepele. Sehingga mereka tidak memperdulikan hal tersebut, padahal jika ditelisik lebih dalam sampah dapat berakibat besar bagi kehidupan kita.
Kebersihan itu sendiri pada hakekatnya adalah hal yang utama karena kebersihan merupakan dasar dari semua kegiatan. Kebersihan akan menghasilkan hal-hal yang positif. Seperti halnya kita melakukan sesuatu, akan lebih nyaman bila dilakukan secara bersih.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik menyusun karya tulis yang berjudul “Kurangnya Kesadaran Siswa dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan di SMP Negeri 20 Malangkarena masih banyak siswa SMP Negeri 20 Malang yang belum sadar akan pentingnya kesadaran dalam menjaga kebersihan lingkungan di sekolah.

1.2   Ruang Lingkup Masalah
Karya tulis ini membahas tentang kurangnya kesadaran siswa dalam menjaga kebersihan lingkungan di SMP Negeri 20 Malang.
Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber daya alam seperti tanah, air, energi surya, mineral serta flora dan fauna yang tumbuh di atas tanah maupun di udara dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti keputusan bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut.
Lingkungan mempunyai pengaruh dan kepentingan yang terbesar dibandingkan tiga faktor lainnya dalam berperan sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan. Termasuk dalam kategori lingkungan di sini antara lain lingkungan fisik, sosial budaya, pendidikan dan pekerjaan. Kita sangat bergantung pada lingkungan. Jika lingkungan di sekitar kita bersih maka kita akan merasa nyaman. Oleh karenaitu, kita harus senantiasa menjaga lingkungan sekitar kita agar tetap bersih terutama di lingkungan sekolah. Jika lingkungan bersih, maka saat belajar terasa nyaman.Sebaliknya jika lingkungan kotor, maka kita tidak akan betah dalam melakukan baragam aktifitas. Lingkungan kotor akan banyak menimbulkan dampak negatif. Sehingga kita akan merasa tidak nyaman karenanya.
Menurut penulis, lingkungan di SMP Negeri 20 Malang saat ini masih kurang terawat dengan baik. Sehingga kegiatan belajar mengajarnya pun menjadi sedikit terhambat. Dan siswa menjadi malas dalam belajar dan sulit untuk menangkap materi yang diberikan oleh pengajar jika dalam kondisi lingkungan yang seperti ini.
Lingkungan yang bersih akan berdampak baik pada kesehatan. Dan kesehatan akan berpengaruh pada prestasi belajar para siswa.

1.3  Pembatasan Masalah
Berdasarkan ruang lingkup masalah di atas, maka pembatasan masalah yang dikemukakan penulis dalam penelitian ini, antara lain sebagai berikut.
1.3.1        Pengertian lingkungan.
1.3.2        Pengertian kebersihan.
1.3.3        Pengertian kebersihan lingkungan.
1.3.4        Pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.
1.3.5        Dampak lingkungan bersih.
1.3.6        Upaya-upaya menumbuhkan kesadaran siswa dalam menjaga kebersihan lingkungan di SMP Negeri 20 Malang.
1.3.7        Cara-cara mengatasi lingkungan kotor di SMP Negeri 20 Malang.
1.3.8        Cara-cara menjaga kebersihan lingkungan di SMP Negeri 20 Malang.
1.3.9        Hasil penyebaran angket tentang menjaga kebersihan lingkungan di SMP  Negeri 20 Malang.
1.4   Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah yang dikemukakan penulis, antara lain sebagai berikut.
1.4.1        Apakah pengertian lingkungan?
1.4.2        Apakah pengertian kebersihan?
1.4.3        Apakah pengertian kebersihan lingkungan?
1.4.4        Apakah pentingnya menjaga kebersihan lingkungan?
1.4.5        Bagaimana dampak lingkungan bersih?
1.4.6        Bagaimana upaya-upaya menumbuhkan kesadaran siswa dalam menjaga kebersihan lingkungan di SMP Negeri 20 Malang?
1.4.7        Bagaimana cara-cara mengatasi lingkungan kotor di SMP Negeri 20 Malang?
1.4.8        Bagaimana cara-cara menjaga kebersihan lingkungan di SMP Negeri 20 Malang
1.4.9        Bagaimana hasil penyebaran angket tentang menjaga kebersihan lingkungan di SMP  Negeri 20 Malang?

1.5    Tujuan Penelitian
Adapun tujuan masalah dari karya tulis ilmiah ini dibagi menjadi dua, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus, yang penjabarannya sebagai berikut:
1.5.1    Tujuan Umum
Tujuan Umum dari penelitian yang dilakukan penulis ini adalah untuk mendeskripkan tentang kurangnya kesadaran siswa dalam menjaga kebersihan lingkungan di SMP Negeri 20 Malang.
1.5.2        Tujuan Khusus
Berdasarkan tujuan umum di atas  yang telah penulis rumuskan, maka tujuan khusus penelitian ini adalah sebagai berikut : 
1.5.2.1  Mendeskripsikan pengertian lingkungan.
1.5.2.2  Mendeskripsikan pengertian kebersihan.
1.5.2.3  Mendeskripsikan pengertian kebersihan lingkungan.
1.5.2.4  Mendeskripsikan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.
1.5.2.5  Mendeskripsikan dampak lingkungan bersih.
1.5.2.6  Mendeskripsikan upaya-upaya dalam menumbuhkan kesadaran siswa dalam menjaga kebersihan lingkungan di SMP Negeri 20 Malang.
1.5.2.7  Mendeskripsikan cara mengatasi lingkungan kotor di SMP Negeri 20 Malang.
1.5.2.8  Mendeskripsikan cara menjaga kebersihan lingkungan di SMP Negeri 20 Malang.
1.5.2.9  Mendeskripsikan hasil penyebaran angket tentang “Kurangnya Kesadaran Siswa dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan di SMP Negeri 20 Malang”.

1.6       Manfaat Penelitian
Beberapa manfaat yang dapat diberikan oleh karya tulis ini adalah sebagai berikut.
1.6.1  Bagi Sekolah
a)      Sekolah dapat mengetahui tingkatan kebersihannya menurut anggapan dari siswa-siswanya.
b)      Sekolah dapat memberikan sarana dan prasaran yang lebih baik untuk menunjang kegiatan belajar mengajar para siswa.
c)      Sekolah dapat meningkatkan kualitas kebersihan, sehingga mutu pendidikan pun juga ikut meningkat pula.
d)     Sekolah dapat membentuk karakter siswa yang cinta akan lingkungan dan peduli akan kebersihan.

1.6.2        Bagi Guru  
a)      Guru dapat mengukur jelas tingkat kesadaran siswa dalam menjaga kebersihan lingkungan SMP Negeri 20 Malang.
b)      Guru dapat lebih mengingatkan siswa dalam menjaga kebersihan lingkungan SMP Negeri 20 Malang.
c)      Guru dapat memberi contoh yang baik dalam menjaga kebersihan SMP Negeri 20 Malang.
d)     Guru dapat menjadi pelopor bagi siswanya dalam menjaga kebersihan lingkungan di sekolah.
e)      Guru dapat membimbing siswanya untuk terus menjaga kebersihan lingkungan di sekolah.

1.6.3        Bagi Siswa
a)      Siswa dapat memulai sejak dini menjaga kebersihan lingkungan di SMP Negeri 20 Malang.
b)      Siswa dapat mengukur tingkat kesadaran dirinya dalam menjaga kebersihan lingkungan di SMP Negeri 20 Malang.
c)      Siswa dapat mulai menumbuhkan rasa keperdulian terhadap keadaan lingkungan di SMP Negeri 20 Malang.
d)     Siswa dapat menjadi pelopor sebaya bagi teman-temannya dalam mengajak membersihkan lingkungan di sekolah.
e)      Siswa dapat merasakan kenyamanan di sekolah, sehingga prestasi belajar mereka dapat lebih baik.

1.7       Anggapan Dasar (Asumsi) dan Hipotesis
1.7.1        Anggapan Dasar (Asumsi)
Lingkungan SMP Negeri 20 Malang dapat dijadikan contoh dari kurang terawatnya lingkungan sekolah. Rasa ketidak perdulian yang kurang dari masing-masing siswa dapat dijadikan salah satu faktor yang mendorong terciptanya lingkungan yang kurang terawat ini.
Ketidak pahaman siswa mengenai pentingnya menjaga kebersihan lingkungan di SMP Negeri 20 Malang pun mendorong terciptanya rasa ketidak perdulian mereka dalam upaya menciptakan lingkungan SMP Negeri 20 Malang . Bagi siswa, mereka masih ada ketergantungan dengan teman-temannya, mereka menganggap masih banyak teman-temannya yang tidak perduli terhadap lingkungan di SMP Negeri 20 Malang.
Kebersihan lingkungan sekolah di SMP Negeri 20 Malang merupakan tanggung jawab seluruh warga sekolah. Mungkin karena petikan ini para siswa masih saja menganggap kebersihan sekolah bukan merupakan tanggung jawabnya seorang diri. Jadi, bukan mereka yang harus mengusahakan terciptanya lingkungan sekolah di SMP Negeri 20 Malang yang bersih.
Di setiap sudut ruangan dari SMP Negeri 20 Malang memang sudah diberi tempat sampah, agar memudahkan siswa-siswi dalam membuang sampah mereka. Namun nampaknya hal ini kurang berpengaruh besar bagi perilaku siswa-siswi SMP Negeri 20 Malang. Terbukti dengan tingkat kemalasan siswa dalam membuang sampah pada tempatnya, mereka berfikir lebih praktis membuang sampah seenaknya sendiri. Pemilahan sampahpun kurang mereka lakukan saat mereka sedang membuang sampah menurut jenis sampahnya.

1.7.2        Hipotesis
Sebenarnya sudah banyak usaha-usaha yang dilakukan oleh pihak sekolah untuk terus dapat meningkatkan kualitas kebersihannya. Seperti pengadaan Jumat bersih dan piket kelas. Namun para siswanya sendiri masih belum saja peduli terhadap hal tersebut.
Mereka cenderung meremehkan upaya-upaya tersebut, juga tidak mendukung cara tersebut. Sehingga terkesan pihak sekolah tidak pernah mempunyai upaya yang konkret untuk mengatasi masalah kebersihan. Padahal sebernarnya ketidakadaan dorongan dari para siswa adalah penyebab utamanya.
Seperti halnya pelaksanaan Jumat bersih. Dalam kasus ini sekolah menyediakan waktu dua kali dalam sebulan, tepatnya pada minggu genap kedua dan keempat. Panitia sudah menghimbau para siswa membawa peralatan kebersihan. Seperti sapu lidi, lap meja, dan lain-lain. Untuk membantu membersihkan sekolah. Namun pada kenyataannya para siswa masih banyak yang tidak membawanya. Mereka merasa malas dan repot untuk membawanya.
Selain itu, masalah juga terjadi pada saat pelaksanaan Jumat bersih. Setiap kelas diberi area yang berbeda, baik di dalam maupun di luar sekolah. Bertujuan agar sekolah dapat bersih secara merata di setiap sudut ruangan. Tapi ternyata, para siswa terlihat enggan untuk bersih-bersih. Kebanyakan diantaranya merasa jijik kepada sampah yang berserakan. Padahal sebenarnya mereka sendirilah yang menciptakan sampah yang berserakan tersebut.
Kemudian terkendala pada piket kelas. Piket yang dilakukan setiap hari secara bergilir oleh setiap siswa. Di sini para siswa masih belum bisa terkontrol secara baik. Maka kelas sering kali tidak terkondisikan dalam keadaan bersih. Inilah yang menghambat proses belajar mengajar di sekolah. Kelas yang kotor akan menimbulkan rasa ketidaknyamanan, sehingga prestasi belajar pun menjadi terganggu.
Fasilitas yang diberikan oleh sekolah pun sudah cukup lengkap. Peralatan kebersihan, mulai dari sapu, cikrak, sulak, kemucing, kain pel, dan lain-lain, telah tersedia di dalam kelas. Dan setiap tahunnya juga selalu diganti oleh pihak sekolah. Juga terdapat tempat sampah, dan slogan kebersihan juga telah dilakukan.
Tempat sampah terdapat di setiap penjuru ruangan sekolah. Dan slogan kebersihan berisi ajakan untuk tetap melestarikan kebersihan di sekolah.Namun nyatanya slogan-slogan tersebut kurang digubrik oleh para siswa. Di samping itu dengan adanya slogan kebersihan seperti hanya menjadi pajangan sekolah yang berfungsi hanya untuk memperindah dinding-dinding sekolah.
Berdasarkan anggapan dasar di atas maka, penulis mengajukan hipotesis tentang “Kurangnya Kesadaran Siswa dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan di SMP Negeri 20 Malang”yaitu masih banyak siswa SMP Negeri 20 Malang yang kurang menjaga dan kurang sadar dalam menjaga kebersihan lingkungan di SMP Negeri 20 Malang.

1.8      Sumber Data dan Metode
1.8.1        Sumber Data
Dalam penyelesaian karya tulis yang berjudul “Kurangnya Kesadaran Siswa dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan di SMP Negeri 20 Malang” penulis memperoleh sumber data dari:
1.8.1.1  Buku
Munter, Beatrice Trum. 2006. Udara dan Kesehatan Anda. Jakarta:Kelompok Gramedia
1.8.1.2  Internet
Situs yang penulis kunjungi , antara lain sebagai berikut:
1)      Google. 2013. Pentingnya menjaga kebersihan, (Online),
2)      Google. 2013. Dampak lingkungan bersih, (Online),
3)      Google. 2013. Cara mengatasi lingkungan sekolah yang kotor, (Online),
4)      Google. 2013. Cara menjaga kebersihan lingkungan sekolah, (Online),
      (http://www.jurnalterbaik.com/2013/01/cara-menjaga-kebersihan lingkungan.html, diakses 20 Desember 2013 pukul 19:00)
5)      Google. 2014. Ekosistem, (Online),
6)      Wikipedia. 2014. Ekosistem, (Online),
(http://id.wikipedia.org/wiki/Ekosistem, diakses 6 Januari 2014 pukul 08:22)
7)      Wikipedia Indonesia. 2013. Lingkungan, (Online),
(http://id.wikipedia.org/wiki/Lingkungan, diakses 9 Desember 2013
             pukul 08:43 WIB)
8)      Wikipedia Indonesia. 2013. Kebersihan, (Online),
       (http://id.wikipedia.org/wiki/Kebersihan, diakses 9 Desember 2013       pukul 8:48)

1.8.2        Metode
Dalam menyusun karya tulis ini, penulis meneliti pokok bahasan dengan metode wawancara dan penyebaran angket kepada siswa-siswi SMP Negeri 20 Malang.
1.8.2.1 Wawancara
Narasumber yang dipilih oleh penulis dalam  metode wawancara karya tulis ini adalah sebagai berikut :
1)                 Ibu Budiarti Andjajani S.Pd selaku Pembina Kelompok Kerja Kebersihan SMP Negeri 20 Malang (diwawancarai pada hari Rabu, tanggal 11 Desember 2013 pukul 09:00 )
2)                 Annisa Latifa Gafrillia (Kelas 8H)  selaku Ketua Kelompok Kerja Kebersihan SMP Negeri 20 Malang (diwawancarai pada hari Rabu, tanggal 11 Desember 2013 pukul 10:00)

1.8.2.2 Angket
Penulis mengambil sampel berupa perwakilan dari setiap tingkatan kelas di SMP Negeri 20 Malang untuk mendapatkan  jawaban yang tepat berdasarkan sudut pandang mereka masing-masing. Angket berjumlah seratus lembar dan disebarkan dari kelas :
7A sampai 7I : 40 lembar
8A sampai 8I : 30 lembar
9A sampai 9J : 30 lembar

Yang disebarkan pada hari Kamis tanggal 12 Desember 2013
1.8.2.3  Observasi
                        Penulis melakukan observasi berupa pengamatan kepada siswa-siswi SMP Negeri 20 Malang dengan mengambil foto pada hari Senin, 6 Januari 2014 yang tercantum pada lampiran.
BAB II
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Pada bab analisis dan pembahasan ini penulis akan menguraikan tentang (1) pengertian lingkungan, (2) pengertian kebersihan, (3) pengertian kebersihan lingkungan, (4) pentingnya menjaga kebersihan lingkungan, (5) dampak lingkungan bersih, (6) upaya-upaya menumbuhkan kesadaran siswa dalam menjaga kebersihan lingkungan di SMP Negeri 20 Malang, (7) cara-cara mengatasi lingkungan kotor di SMP Negeri 20 Malang, (8) cara-cara menjaga kebersihan lingkungan di SMP Negeri 20 Malang, serta (9) hasil angket tentang kurangnya kesadaran siswa dalam menjaga kebersihan lingkungan di SMP Negeri 20 Malang”
2.1       Pengertian Lingkungan
Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber daya alam seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta flora dan fauna yang tumbuh di atas tanah maupun di dalam lautan, dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti keputusan bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut.
Lingkungan terdiri dari komponen abiotik dan biotik. Komponen abiotik adalah segala yang tidak bernyawa seperti tanah, udara, air, iklim, kelembaban, cahaya, bunyi. Sedangkan komponen biotik adalah segala sesuatu yang bernyawa seperti tumbuhan, hewan, manusia dan mikro-organisme (virus dan bakteri).
Ilmu yang mempelajari lingkungan adalah ilmu lingkungan atau ekologi. Ilmu lingkungan adalah cabang dari ilmu biologi.
Secara khusus, kita sering menggunakan istilah lingkungan hidup untuk menyebutkan segala sesuatu yang berpengaruh terhadap kelangsungan hidup segenap makhluk hidup di bumi.
Adapun berdasarkan UU No. 23 Tahun 1997, lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda dan kesatuan makhluk hidup termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya yang melangsungkan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.
Berbicara mengenai lingkungan, erat kaitannya dengan individu. Individu adalah unsur tunggal makhluk hidup. Mengingat tidak ada makhluk hidup yang mampu hidup sendiri, maka individu tersebut membentuk sebuah kelompok untuk mempertahankan hidupnya masing-masing. Karena sebuah kelompok yang sejenis, tidak akan dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri. Masing-masing kelompok membutuhkan kelompok dengan jenis lain yang berbeda. Maka kelompok tersebut akan membentuk sebuah ekosistem yang mampu menyeimbangkan kelangsungan hidup mereka.
Ekosistem adalah hubungan timbal balik antara makhluk hidup dan makhluk tak hidup terhadap lingkungannya. Setiap ekosistem tersusun atas individu yang beda jenis untuk saling berinteraksi. Dengan cara inilah makhluk hidup dapat memenuhi kebutuhannya dengan masing-masing komponen yang dimilikinya yang membantunya mempertahankan hidup.

Unsur-unsur lingkungan hidup dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1).        Unsur Hayati (Biotik)
Unsur hayati (biotik), yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari makhluk hidup, seperti manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan jasad renik. Jika kalian berada di kebun sekolah, maka
lingkungan hayatinya didominasi oleh tumbuhan. Yang mencakup semua mahluk hidup yang dilihat dari susunan trofiknya dibagi ke dalam beberapa tingkatan yakni komponen produsen, komponen konsumen, dan juga komponen pengurai. Dan apabila dilihat dari fungsi komponen itu sendiri maka ia dibagi ke dalam dua komponen dasar yakni komponen autotrof dan juga komponen heterotrof. Autotrof sendiri merupakan mahluk hidup yang bisa membentuk sendiri makanannya sementara itu heterotrof adalah organism konsumen yang mengambil makanan dari luar dirinya.  Tetapi jika berada di dalam kelas, maka lingkungan hayati yang dominan adalah teman-teman atau sesama manusia. Unsur biotic dibagi menjadi dua, yaitu :
a)      Heterotrof / konsumen :
Komponen heterotrof terdiri dari organisme yang memanfaatkan bahan-bahan organik yang disediakan oleh organisme lain sebagai makanannya . Komponen heterotrof disebut juga konsumen makro (fagotrof) karena makanan yang dimakan berukuran lebih kecil. Yang tergolong heterotrof adalah manusia, hewan, jamur, dan mikroba.



b)     Pengurai / dekomposer :
Pengurai atau dekomposer adalah organisme yang menguraikan bahan organik yang berasal dari organisme mati. Pengurai disebut juga konsumen makro (sapotrof) karena makanan yang dimakan berukuran lebih besar. Organisme pengurai menyerap sebagian hasil penguraian tersebut dan melepaskan bahan-bahan yang sederhana yang dapat digunakan kembali oleh produsen. Yang tergolong pengurai adalah bakteri dan jamur. Ada pula pengurai yang disebut detritivor, yaitu hewan pengurai yang memakan sisa-sisa bahan organik, contohnya adalah kutu kayu. Tipe decomposer ada tiga, yaitu:
1.      Aerobik : oksigen adalah penerima elektron / oksidan
2.      Anaerobik : oksigen tidak terlibat. Bahan organik sebagai penerima elektron /oksidan
3.      Fermentasi : anaerobik namun bahan organik yang teroksidasi juga sebagai penerima elektron. komponen tersebut berada pada suatu tempat dan berinteraksi membentuk suatu kesatuan ekosistem yang teratur. Misalnya, pada suatu ekosistem akuarium, ekosistem ini terdiri dari ikan sebagai komponen heterotrof, tumbuhan air sebagai komponen autotrof, plankton yang terapung di air sebagai komponen pengurai, sedangkan yang termasuk komponen abiotik adalah air, pasir, batu, mineral dan oksigen yang terlarut dalam air.

2).        Unsur Sosial Budaya
Unsur sosial budaya, yaitu lingkungan sosial dan budaya yang dibuat manusia yang merupakan sistem nilai, gagasan, dan keyakinan dalam perilaku sebagai makhluk sosial. Kehidupan masyarakat dapat mencapai keteraturan berkat adanya sistem nilai dan norma yang diakui dan ditaati oleh segenap anggota masyarakat.
3).        Unsur Fisik (Abiotik)
Unsur fisik (abiotik), yaitu unsur
lingkungan hidup yang terdiri dari benda-benda tidak hidup, seperti tanah, air, udara, iklim, dan lain-lain. Keberadaan lingkungan fisik sangat besar peranannya bagi kelangsungan hidup segenap kehidupan di bumi. Bayangkan, apa yang terjadi jika air tak ada lagi di muka bumi atau udara yang dipenuhi asap? Tentu saja kehidupan di muka bumi tidak akan berlangsung secara wajar. Akan terjadi bencana kekeringan, banyak hewan dan tumbuhan mati, perubahan musim yang tidak teratur, munculnya berbagai penyakit, dan lain-lain. Materi yang termasuk ke dalam komponen abiotik ini mempengaruhi juga mendukung kehidupan komponen biotik atau hayati dalam sebuah ekosistem.

2.2       Pengertian Kebersihan
Kebersihan adalah keadaan bebas dari kotoran, termasuk di antaranya, debu, sampah, dan bau. Di zaman modern, setelah Louis Pasteur menemukan proses penularan penyakit atau infeksi disebabkan oleh mikroba, kebersihan juga bererti bebas dari virus, bakteria patogen, dan bahan kimia berbahaya.
Kebersihan adalah salah satu tanda dari keadaan hygene yang baik. Manusia perlu menjaga kebersihan lingkungan dan kebersihan diri agar sehat, tidak berbau, tidak malu, tidak menyebarkan kotoran, atau menularkan kuman penyakit bagi diri sendiri maupun orang lain. Kebersihan badan meliputi kebersihan diri sendiri, seperti mandi, gosok gigi, mencuci tangan, dan memakai pakaian yang bersih.
Mencuci adalah salah satu cara menjaga kebersihan dengan menggunakan air dan sejenis sabun atau detergen. Mencuci tangan dengan sabun atau menggunakan produk kebersihan tangan merupakan cara terbaik dalam mencegah penularan influenza dan batuk.
Tingkat kebersihan berbeda-beda menurut tempat dan kegiatan yang dilakukan manusia.Contohnya, kebersihan di rumah berbeda dengan kebersihan ruang bedah di rumah sakit.

2.3       Pengertian Kebersihan Lingkungan
Kebersihan lingkungan adalah kebersihan tempat tinggal, tempat bekerja, dan tempat awam. Kebersihan tempat tinggal dilakukan dengan cara mengelap tingkap dan perabot rumah, menyapu dan mengemop lantai, mencuci peralatan masak dan peralatan makan , membersihkan bilik mandi dan jamban, serta membuang sampah. Kebersihan lingkungan dimulakan dengan menjaga kebersihan halaman dan membersihkan jalan di depan rumah daripada sampah.
2.4       Pentingnya Menjaga Kebersihan Lingkungan
Menjaga kebersihan lingkungan merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan dalam kehidupan kita karena kebersihan merupakan sebagian dari imam. Menjaga kebersihan juga sangat bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain karena dapat menciptakan kehidupan yang bersih, nyaman, dan sehat.
Lingkungan yang bersih tentu merupakan lingkungan yang sehat karena biasanya kuman – kuman dan bibit penyakit akan mudah tumbuh di tempat yang kurang bersih dan jorok. Oleh sebab itu, dengan lingkungan yang besih, maka kita dapat terhindar dari berbagai macam penyakit yang disebabkan karena lingkungan yang tidak sehat. 
Lingkungan yang bersih selain sehat, tentu juga nyaman untuk dipandang karena tidak terdapat sampah atau kotoran yang berserakan. Dengan lingkungan yang bersih, suasana di lingkungan tidak hanya indah dipandang mata saja, tetapi juga nyaman bagi penghuninya.
Kebersihan lingkungan ternyata memiliki banyak sekali manfaat untuk kehidupan. Disadari atau tidak lingkungan yang bersih juga menjadi lingkungan yang bebas dari polusi, baik polusi udara maupun polusi lainnya. 
Kebersihan adalah situasi yang berarti bebas dari segala macam kotoran seperti sampah, debu dan bau. Kebersihan merupakan salah satu pertanda hygiene pada suatu keadaan yang baik. Bila kita tidak menjaga kebersihan, maka akan timbul berbagai penyakit yang disebabkan kototran yang ada di sekitar kita. Penyakit dapat timbul dari berbagai kotoran yang ada di lingkungan sekolah dan rumah. Oleh karena itu, kita perlu menjaga kebersihan lingkungan di sekitar kita. Masalah kebersihan lingkungan dari tahun ke tahun selalu meningkat dan menjadi pembahasan khusus. Keinginan untuk bersih dapat dimulai dari diri kita sendiri, baru kemudian diterapkan dengan lingkungan dan orang di sekitar kita.

2.5       Dampak Lingkungan Bersih
Dampak positif lingkungan yang bersih kurang lebih adalah: 
1)      Lingkungan menjadi lebih indah : tidak banyak sampah, teratur rapi, bersih. 
2)      Lingkungan menjadi lebih sehat : tidak ada sampah yang menjadi sarang 
penyakit
3)      Membantu / mendukung meningkatkan produktivitas manusia di kawasan
tersebut : dengan lingkungan yang bersih orang-orang  yang beraktifitas didalamnya (di sekitarnya) menjadi senang lebih bersemangat.

2.6       Upaya-upaya Menumbuhkan Kesadaran Siswa dalam Menjaga               Kebersihan Lingkungan
1.      Menghimbau siswa agar selalu menjaga kebersihan lingkungan
2.      Melaksanakan piket kelas sepulang sekolah
3.      Mengadakan kegiatan Jumat Bersih
4.      Mengadakan penyuluhan mengenai pentingnya menjaga kebersihan lingkungan
5.      Membiasakan siswa untuk memilah sampah sesuai dengan jenisnya ketika membuang sampah
6.      Memberi sanksi tegas kepada pelanggar yang tidak menjaga kebersihan lingkungan

2.7       Cara-cara Mengatasi Lingkungan Kotor di SMP Negeri 20 Malang
Seringkali kita mendengar slogan-slogan di berbagai tempat terutama di sekoloah, yang isinya mengajak kita untuk menjaga kebersihan lingkungan.
Akan tetapi slogan tadi tidak kita pedulikan, slogan tadi fungsinya hanya seperti hiasan belaka tanpa ada isinya, padahal isi dari sebuah slogan sangat penting bagi kita. Banyak slogan yang mengajak kita untuk menjaga kebersihan, tapi apa kenyataannya? Siswa masih membuang sampah sembarangan, selain ini siswa juga merobek-robek kertas dalam kelas dan bila memakan jajan di tempat A bungkusnya dibuangnya juga di tempat A, padahal di tempat-tempat tersebut telah disediakan tempat sampah.
Tentu kita tidak mau sekolah kita menjadi kotor, kumuh dan penuh dengan sampah. Disamping itu sampah yang kita buang sembarangan tadi juga dapat mencemari lingkungan, baik di dalam kelas maupun di luar kelas dan juga dapat menyebabkan suasana belajar kita tidak nyaman.
Demi tercapainya lingkungan SMP Negeri 20 Malang yang bersih dan nyaman untuk belajar kita, perlu sekali dilakukan tindakan yang bersifat mengajak kesadaran kita untuk menjaga kebersihan dan bersifat mengatasi masalah di atas. Tindakan-tindakan tersebut antara lain: 
1)    Siswa diharapkan mempunyai kesadaran dari hati nuraninya sendiri
            untuk menjaga kebersihan.
2)    Petugas piket harus membersihkan kelas serta lingkungan sekitar.
3)    Guru wajib menegur siswa yang membuang sampah sembarangan.
4)    Mencatat pada buku pelanggaran.
5)      Memberi sanksi tersendiri bagi siswa yang melakukan pelanggaran terutama membuang sampah sembarangan. 
Dengan tindakan-tindakan tersebut  diharapkan mampu menyadarkan siswa untuk menjaga kebersihan dan mampu mengatasi lingkungan sekolah yang kotor. Kebersihan berpengaruh besar tehadap kesehatan maka dari itu kebersihan perlu dijaga.

2.8 Cara-cara Menjaga Kebersihan Lingkungan di SMP Negeri 20 Malang
Untuk menciptakan.kebersihan di sekolah, Gurulah yang akan ditiru oleh murid-muridnya, dengan demikian peran guru dalam pencegahan sangat diperlukan dengan tindakan-tindakan yang berupa :
1)       Membuat tata tertib kebersihan dan buang sampah sembarangan
2)       Memberi contoh membuang sampah pada tempatnya
3)       Memberikan nasehat apabila ditemukan pelanggaran membuang sampah sembarangan, 
4)       Memberikan reward kepada petugas piket yang rajin dan besih dalam membersihkan kelasnya
5)       Membiasakan diri cuci tangan sehingga murid juga meniru
Untuk membuat kebiasaan-kebiasaan menjaga kebersihan lingkungan, perlu adanya Slogan-Slogan sebagai penyemangat diantaranya  “bersih pangkal sehat”, “kebersihan adalah sebagian dari iman”, “jagalah kebersihan”. 

2.9       Hasil Angket tentang Kurangnya Kesadarann Siswa dalam Menjaga   Kebersihan Lingkungan di SMP Negeri 20 Malang
Dari penyebaran angket sebanyak seratus lembar diperoleh data sebagai berikut :
            Pertanyaan pertama yaitu apakah Anda setuju diadakannya Jumat Bersih? Yang menjawab ya sebanyak 91%, tidak sebanyak 3%, dan ragu-ragu sebanyak 6%. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa siswa setuju diadakannya Jumat Bersih.
            Pertanyaan kedua yaitu apakah kegiatan Jumat Bersih berpengaruh dalam kebersihan di lingkungan SMP Negeri 20 Malang? Yang menjawab ya sebanyak 96%, tidak sebanyak 3%, dan ragu-ragu sebanyak 1%. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa kegiatan Jumat Bersih berpengaruh dalam kebersihan di lingkungan SMP Negeri 20 Malang.
            Pertanyaan ketiga yaitu apakah Anda sudah melaksanakan piket kelas sepulang sekolah? Yang menjawab ya sebanyak 88%, tidak sebanyak 0%, dan ragu-ragu 12%. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa siswa sudah melaksanakan piket sepulang sekolah.
            Pertanyaan keempat yaitu apakah Anda sudah memilah sampah sesuai dengan jenisnya ketika membuang sampah? Yang menjawab ya sebanyak 52%, tidak sebanyak 9%, dan ragu-ragu sebanyak 39%. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa siswa sudah memilah sampah sesuai jenisnya ketika membuang sampah.
            Pertanyaan kelima yaitu apakah Anda sudah membuang sampah menurut jenisnya? Yang menjawab ya sebanyak 64%, tidak sebanyak 8%, dan ragu-ragu sebanyak 28%. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa siswa sudah membuang sampah menurut jenisnya.
            Pertanyaan keenam yaitu apakah Anda pernah dengan sengaja membuang sampah tidak pada tempatnya? Yang menjawab ya sebanyak 42%, tidak sebanyak 30%, dan ragu-ragu sebanyak 28%. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa siswa pernah dengan sengaja membuang sampah tidak pada tempatnya.
            Pertanyaan ketujuh yaitu pentingkah kesadaran siswa akan kebersihan lingkungan? Yang menjawab ya sebanyak 100%, tidak sebanyak 0%, dan ragu-ragu sebanyak 0%. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa kesadaran siswa akan kebersihan lingkungan itu penting.
            Pertanyaan kedelapan yaitu apakah Anda termasuk orang yang tidak peduli dengan kebersihan lingkungan di SMP Negeri 20 Malang? Yang menjawab ya sebanyak 4%, tidak sebanyak 80%, dan ragu-ragu sebanyak 16%. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa siswa tidak termasuk orang yang tidak peduli dengan kebersihan lingkungan di SMP Negeri 20 Malang.
            Pertanyaan kesembilan yaitu apakah Anda termasuk orang yang peduli dengan kebersihan lingkungan di SMP Negeri 20 Malang? Yang menjawab ya sebanyak 77%, tidak sebanyak 0%, dan ragu-ragu sebanyak 23%. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa siswa termasuk orang yang peduli dengan kebersihan lingkungan di SMP Negeri 20 Malang.
            Pertanyaan kesepuluh yaitu apakah lingkungan di SMP Negeri 20 Malang sudah termasuk lingkungan yang bersih dan sehat? Yang menjawab ya sebanyak 46%, tidak sebanyak 5%, dan ragu-ragu sebanyak 49%. Dari data tersebut menunjukkan bahwa siswa masih ragu lingkungan di SMP Negeri 20 Malang sudah termasuk lingkungan yang bersih dan sehat.
            Pertanyaan kesebelas yaitu apakah Anda sudah merasa nyaman dengan lingkungan SMP Negeri 20 Malang saat ini? Yang menjawab ya sebanyak 69%, tidak sebanyak 3%, dan ragu-ragu sebanyak 28%. Dari data tersebut menunjukkan bahwa siswa sudah merasa nyaman dengan lingkungan SMP Negeri 20 Malang saat ini.
            Pertanyaan keduabelas yaitu apakah Anda mengetahui cara mengatasi lingkungan kotor di SMP Negeri 20 Malang? Yang menjawab ya sebanyak 58%, tidak sebanyak 11%, dan ragu-ragu sebanyak 31%. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa siswa mengetahui cara mengatasi lingkungan kotor di SMP Negeri 20 Malang.
            Pertanyaan ketigabelas yaitu apakah Anda pernah menjadi pelopor dalam menjaga kebersihan lingkungan di SMP Negeri 20 Malang? Yang menjawab ya sebanyak 24%, tidak sebanyak 45%, dan ragu-ragu senayak 31%. Dari data tersebut menunjukkan bahwa banyak siswa yang tidak pernah menjadi pelopor dalam menjaga kebersihan lingkungan di SMP Negeri 20 Malang.
            Pertanyaan keempatbelas yaitu apakah masih banyak teman Anda yang kurang peduli terhadap kebersihan lingkungan di SMP Negeri 20 Malang? Yang menjawab ya sebanyak 77%, tidak sebanyak 7%, dan ragu-ragu sebanyak 16%. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa banyak siswa yang kurang peduli terhadap kebersihan lingkungan di SMP Negeri 20 Malang.
            Pertanyaan kelimabelas yaitu apakah Anda pernah menegur teman Anda yang dengan sengaja membuang sampah sembarangan di lingkungan SMP Negeri 20 Malang? Yang menjawab ya sebanyak 64%, tidak sebanyak 18%, dan ragu-ragu sebanyak 18%. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa banyak siswa pernah menegur temannya yang dengan sengaja membuang sampah sembarangan di lingkungan SMP Negeri 20 Malang.
            Pertanyaan keenambelas yaitu apakah Anda ikut bertanggung jawab dalam menciptakan lingkungan SMP Negeri 20 Malang yang bersih dan sehat? Yang menjawab ya sebanyak 67%, tidak sebanyak 3%, dan ragu-ragu sebanyak 30%. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa siswa ikut bertanggung jawab dalam menciptakan lingkungan SMP Negeri 20 Malang yang bersih dan sehat.
            Pertanyaan ketujuhbelas yaitu apakah Anda sudah ikut serta dalam menjaga kebersihan lingkungan di SMP Negeri 20 Malang? Yang menjawab ya sebanyaj 78%, tidak sebanyak 3%, dan ragu-ragu sebanyak 19%. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa siswa sudah ikut serta dalam menjaga kebersihan lingkungan di SMP Negeri 20 Malang.
            Pertanyaan kedelapanbelas yaitu apakah dalam kegiatan belajar mengajar Anda sudah merasa nyaman dengan lingkungan yang bersih? Yang  menjawab ya sebanyak 67%, tidak sebanyak 12%, dan ragu-ragu sebanyak 21%. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa dalam kegiatan belajar mengajar iswa sudah merasa nyaman dengan lingkungan yang bersih.
            Pertanyaan kesembilanbelas yaitu apakah kesadaran siswa SMP Negeri 20 Malang dalam menjaga kebersihan lingkungan sudah cukup baik? Yang menjawab ya sebanyak 33%, tidak sebanyak 16%, dan ragu-ragu sebanyak 51%. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa banyak yang ragu kesadaran siswa SMP Negeri 20 Malang dalam menjaga kebersihan lingkungan sudah cukup baik.
            Pertanyaan keduapuluh yaitu apakah lingkungan SMP Negeri 20 Malang sudah layak dikatakan sebagai lingkungan yang bersih dan sehat? Yang menjawab ya sebanyak 42%, tidak sebanyak 8%, dan ragu-ragu sebanyak 50%. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa banyak yang ragu lingkungan SMP Negeri 20 Malang sudah layak dikatakan sebagai lingkungan yang bersih dan sehat.









BAB III
PENUTUP

            Pada bab penutup penulis akan menguraikan tentang (1) simpulan (2) saran.

3.1 Simpulan
            Dari hal tersebut kita dapat menyatakan bahwa siswa-siswi di SMP Negeri 20 Malang masih belum peduli terhadap kebersihan lingkungan di  sekitarnya.
Kebanyakan dari mereka bertindak secara spontan tanpa berfikir sebab akibat yang akan terjadi di kemudian hari dan hanya ingin menguntungkan diri sendiri. Seperti masalah pembuangan sampah yang tidak pada tempatnya, penggolongan sampah yang tidak dilaksanakan sejak dini, pelaksanaan piket kelas yang kurang teratur, pembawaan sampah plastik dari luar sekolah, dan tidak disiplin dalam mengembalikan peralatan makan di kantin sekolah. Kasus-kasus yang seperti ini menyangkut masalah kebersihan setiap tahunnya selalu meningkat. Dan mengakibatkan keadaan yang merugikan lingkungan  SMP Negeri 20 Malang.
Kesadaran masing-masing individu begitu penting, untuk menjalankan perubahan kebersihan pada lingkungan sekolah. Namun mayoritas para siswa  masih baru berantusias dalam meningkatkan kebersihan lingkungan. Dan siswa-siswi setuju dengan harus adanya cara-cara yang dilakukan untuk memberikan  alternatif untuk lebih meyadarkan masyarakat tentang nilai kebersihan. 

Dari beberapa uraian yang telah dibahas sebelumnya dapat kita simpulkan yaitu siswa-siswi SMP Negeri 20 Malang harus turut andil dalam menjaga kebersihan lingkungan di SMP Negeri 20 Malang agar terciptanya suasana yang nyaman dalam proses kegiatan  belajar mengajar yang dilakukan setiap hari, serta siswa harus selalu menjaga dan melaksanakan tanggung jawab untuk memenuhi komponen kebersihan dalam lingkungan SMP Negeri 20 Malang.
Jadi, dari hal tersebutlah kita harus menyadari kebersihan itu penting. Marilah kita menjaga kebersihan secara bersama-sama.
Berdasarkan hipotesis penulis, dapat disimpulkan bahwa siswa-siswi SMP Negeri 20 Malang masih belum bisa melakukan kebersihan dengan baik. Hal ini dapat diketahui dari jawaban hasil wawancara dan penyebaran angket yang telah dilakukan oleh penulis. Seharusnya siswa melakukan kebersihan melalui hal-hal kecil yang dapat dilakukan di kelas, ataupun di halaman sekolah tanpa harus menunggu dilaksanakannya Jumat bersih atau kerja bakti.
Seperti membuang sampah pada tempatnya, tidak mencoret-coret dinding sekolah seperti yang dapat ditemui pada dinding belakang aula, kamar mandi, ruang multimedia, meja atau kursi kelas, maupun dinding kelasnya masing-masing. Mengembalikan piring atau gelas pada tempatnya, tidak mengotori kolam ikan yang  berada di taman, tidak menginjak-injak rumput dan merusak tanaman yang ada.


3.2 Saran
Berdasarkan simpulan di atas, maka penulis dapat menarik beberapa saran yang melibatkan beberapa komponen yang dimohonkan kerja samanya dalam membantu menyadarkan siswa dalam menjaga kebersihan lingkungan sekolah di SMP Negeri 20 Malang, beberapa diantaranya yaitu sebagai berikut.
3.2.1        Bagi Sekolah
1)   Memperbanyak tempat sampah yang diletakkan di setiap sudut-sudut sekolah, agar memungkinkan para siswa untuk membuang sampah pada tempatnya.
2)   Melakukan program penghijauan di sekolah.
3)   Menggalang siswa untuk lebih meningkatkan kebersihan di sekitar sekolah.
4)   Lebih meningkatkan hubungan sosialisasi dengan  para siswanya saat melakukan kebersihan.
5)   Menyediakan sarana dan prasarana yang lengkap yang dibutuhkan untuk kebersihan sekitar sekolah.

3.2.2        Bagi Guru

1)      Memberi contoh pada para siswanya dalam menjaga kebersihan lingkungan SMP Negeri 20 Malang.
2)      Membantu memberi peringatan pada para siswa SMP Negeri 20 Malang yang melanggar kebersihan lingkungan di SMP Negeri 20 Malang.
3)      Memberikan penyuluhan akan pentingnya kesadaran tentang kebersihan lingkungan di SMP Negeri 20 Malang.
4)      Membimbing siswanya untuk melakukan kebersihan di kelas masing-masing.
5)      Menumbuhkan rasa kekompakan dengan siswanya untuk menjaga kebersihan di kelas masing-masing.
6)      Mengawasi para siswanya saat melakukan kerja bakti atau Jumat bersih.
7)      Meningkatkan kedisiplinan yang berkaitan dengan kebersihan.

3.2.3        Bagi Siswa
1)        Menjaga kebersihan lingkungan di SMP Negeri 20 Malang sejak.
2)        Memulai sejak dini membiasakan diri menjaga kebersihan lingkungan di SMP Negeri 20 Malang.
3)        Membantu mengingatkan teman-temannya bila tertangkap tidak menjaga kebersihan lingkungan di SMP Negeri 20 Malang.
4)        Mempertahankan kebersihan lingkungan di SMP Negeri 20 Malang, apabila memang sudah bersih.
5)      Melestarikan lingkungan hijau di SMP Negeri 20 Malang.
6)      Mendukung program sekolah demi terciptanya lingkugan sekolah yang bersih, rapi, dan nyaman.
7)      Melaksanakan kebersihan lingkungan sekolah dengan baik, tertib dan benar.



LAMPIRAN
DAFTAR RUJUKAN
1)      Google. 2013. Pentingnya menjaga kebersihan, (Online),
2)      Google. 2013. Dampak lingkungan bersih, (Online),
3)      Google. 2013. Cara mengatasi lingkungan sekolah yang kotor, (Online),
4)      Google. 2013. Cara menjaga kebersihan lingkungan sekolah, (Online),
      (http://www.jurnalterbaik.com/2013/01/cara-menjaga-kebersihan lingkungan.html, diakses 20 Desember 2013 pukul 19:00)
5)      Google. 2014. Ekosistem, (Online),
6)      Munter, Beatrice Trum. 2006. Udara dan Kesehatan Anda.   Jakarta:Kelompok Gramedia
7)      Wikipedia. 2014. Ekosistem, (Online),
(http://id.wikipedia.org/wiki/Ekosistem, diakses 6 Januari 2014 pukul 08:22)
8)      Wikipedia Indonesia. 2013. Lingkungan, (Online),
(http://id.wikipedia.org/wiki/Lingkungan, diakses 9 Desember 2013
             pukul 08:43 WIB)
9)      Wikipedia Indonesia. 2013. Kebersihan, (Online),
       (http://id.wikipedia.org/wiki/Kebersihan, diakses 9 Desember 2013       pukul 8:48)



DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA
Narasumber 1 : Ibu Budiarti Andjajani  S,Pd
(Selaku Pembina Kelompok Kerja Kebersihan SMP Negeri   20 Malang, diwawancarai pada hari Rabu, tanggal 11 Desember 2013 pukul 09:00 WIB)
1.      Bagaimana pendapat Ibu mengenai kebersihan lingkungan?
2.      Bagaimana pendapat Ibu mengenai pentingnya menjaga kebersihan lingkungan?
3.      Menurut Ibu, apa saja dampak lingkungan yang bersih?
4.      Menurut Ibu, apa saja upaya-upaya yang dapat di lakukan untuk menumbuhkan kesadaran siswa dalam menjaga kebersihan lingkungan di SMP Negeri 20 Malang?
5.      Apa saja kiat-kiat Ibu dalam mengatasi lingkungan kotor di SMP Negeri 20 Malang?
6.      Apa saja kiat-kiat Ibu dalam menjaga kebersihan lingkungan di SMP Negeri 20 Malang?
7.      Menurut Ibu, bagaimana kondisi lingkungan SMP Negeri 20 Malang saat ini?
8.      Apa saja cara-cara yang sudah diterapkan warga SMP Negeri 20 Malang untuk meningkatkan kesadaran siswa dalam menjaga kebersihan lingkungan di SMP Negeri 20 Malang?
9.      Bagaimana pendapat Ibu mengenai perilaku siswa terhadap lingkungan SMP Negeri 20 Malang saat ini?
10.  Menurut Ibu, bagaimana minat siswa terhadap sistem penerapan kebersihan lingkungan di SMP Negeri 20 Malang?



JAWABAN WAWANCARA
Dilaksanakan pada hari Rabu, 11 Desember 2013.
Pada pukul 09.00 WIB, bertempat di Perpustakaan SMP Negeri 20 Malang.
Dengan Ibu Budiarti Andjajani, sebagai narasumbernya.
1.      Kebersihan lingkungan harus tetap dijaga, merupakan bentuk tanggung jawab dari seluruh warga sekolah. Seperti siswa, guru, karyawan, pegawai, dan pesuruh.
2.      Kebersihan itu penting. Karena bersih adalah sehat. Sekolah yang bersih akan menjadi sekolah yang sehat. Oleh karena itu, kebersihan lingkungan itu sangat penting untuk kita semua.
3.      a. Suasanya menjadi lebih nyaman.
b. Udara juga terasa lebih segar.
c. Lingkungan tampak lebih indah dan asri.
d. Berpengaruh terhadap kesehatan jasmani dan rohani.
e. Seluruh warga sekolah menjadi lebih betah untuk melakukan aktifitas di sekolah kita.
4. Selalu mengingatkan siswa agar terus menjaga kebersihan lingkungan, seperti melaksanakan piket kelas. Juga memberikan sanksi tegas kepada para pelanggarnya, agar tidak mengulanginya lagi di kemudian hari. Dengan memberikan giliran pemilahan sampah organik dan anorganik di setiap kelas secara bergantian sesuai dengan nomor urut.
5. a.  Dengan melaksanakan Jumat Bersih secara rutin setiap 2 minggu sekali dalam sebulan di minggu genap.
b. Menggalakkan piket kelas setiap hari, agar kelas tampak tetap bersih setiap harinya dan terjaga kebersihannya.
6. Dengan  mendirikan Kelompok Kerja (Pokja), dengan bidang kompos, anggrek, tanaman hias, taman, buah, sayur, toga, dan kamar mandi.
7. Kondisi lingkungan di SMP Negeri 20 Malang saat ini sudah bersih, sudah cukup hijau. Namun, masih perlu ditingkatkan lagi.
8. Dengan melakukan pemeriksaan kebersihan kelas setiap seminggu sekali. Dengan mengecek kondisi setiap kelas dan mengecek tempat sampah organik dan anorganik yang ada di depan masing-masing kelas.
9. Siswa SMP Negeri 20 Malang masih belum sadar tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan sekolah. Mereka masih suka membuang sampah tidak pada tempatnya, atau suka membawa sampah platik dari luar yang dibawa ke dalam.
10. Minatnya sudah ada, namun masih kurang. Jadi perlu terus diingatkan, agar tetap menjaga kebersihan di lingkungan.

Kesimpulan :
Sebenarnya sekolah kita itu mampu menjadi sekolah yang bersih. Perlu adanya
kerja sama antar warga sekolah agar terciptanya lingkungan sekolah yang bersih
dan sehat.

Kritik dan saran :
Mari kita bersama-sama saling bekerja sama untuk menciptakan suasana
lingkungan sekolah yang bersih dan hijau.



DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA
Narasumber 2 : Annisa Lathifa Giffrilia (8H)
(Selaku Ketua Kelompok Kerja Kebersihan SMP Negeri 20 Malang, diwawancarai pada hari Rabu, tanggal 11 Desember 2013 pukul 10:00 WIB)
1.      Bagaimana pendapat Anda mengenai kebersihan lingkungan?
2.      Bagaimana pendapat Anda mengenai pentingnya menjaga kebersihan lingkungan?
3.      Menurut Anda, apa saja dampak lingkungan bersih?
4.      Menurut Anda, apa saja yang dapat dilakukan untuk menumbuhkan kesadaran dalam menjaga kebersihan lingkungan di SMP Negeri 20 Malang?
5.      Apa saja yang telah Anda lakukan dalam menjaga kebersihan lingkungan di SMP Negeri 20 Malang?
6.      Apa saja yang telah Anda lakukan untuk mengatasi lingkungan kotor di SMP Negeri 20 Malang?
7.      Apa saja upaya yang Anda lakukan dalam mempelopori kebersihan lingkungan di SMP Negeri 20 Malang?
8.      Apa saja dampak yang Anda rasakan terhadap lingkungan SMP Negeri 20 Malang?
9.      Menurut Anda, siapa saja yang berkewajiban menerapkan kebersihan lingkungan di SMP Negeri 20 Malang?
10.  Menurut Anda, apa manfaat penerapan lingkungan bersih di SMP Negeri 20 Malang?
JAWABAN WAWANCARA
Dilaksanakan pada hari Rabu, 11 Desember 2013
Pada pukul 10.30 WIB, bertempat di Koperasi Siswa SMP Negeri 20 Malang.
Dengan Annisa Lathifa G. , sebagai narasumbernya.

1.      Menurut saya, lingkungan yang bersih adalah lingkungan hijau dan tidak ada sampahnya. Kebersihan lingkungan sangat mutlak diperlukan untuk menciptakan suasanya yang nyaman dan menyenangkan.
2.      Penting sekali, karena dengan kita menjaga kebersihan lingkungan. Itu artinya kita juga menjaga kelangsungan makhluk hidup. Tanaman akan menghasilkan oksigen yang sangat kita butuhkan, dengan mengolah karbon dioksida yang kita buang. Jadi, terdapat hubungan timbal balik antara kita dengan lingkungan.
3.      a. enak dilihat, hijau dan asri
b. tidak banyak terdapat polusi
c. bersih, indah, dan nyaman.
4. Semuanya berawal dari diri kita sendiri, dan akan berdampak pada diri kita kembali. Jika bukan kita siapa lagi yang akan menjaga kelestarian alam ini. Jika bukan sekarang kapan lagi kita akan mendayagunakan lingkungan kita untuk kebaikan bersama.
5. a. Dengan membuang sampah tepat pada tempatnya, seperti memilah-milah sampah antara yang organik anorganik.
b. Terus menjaga tanaman agar tidak layu, dengan menyirami dan menjaga dari hal-hal yang mengganggu. Menurut saya, dengan ikut aktifnya siswa dalam mengikuti Kelompok Kerja Kompos bisa jadi juga merupakan upaya kita dalam menjaga kelestarian lingkungan
6. Tidak membiarkan adanya sampah yang berserakan, membantu memungutnya, membuangnya tepat pada tempatnya sesuai dengan jenisnya. Sampah plastik di buang ke tempat sampah jenis anorganik, dan sampah dedaunan di buang tepat pada tempat sampah organik, agar dapat diolah kembali.
7. Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan cara mengajak teman-teman untuk mulai perduli dengan kebersihan lingkungan di SMP Negeri 20 Malang, salah satunya dapat melalui sosial media.
8. Dampak yang telah dirasakan terhadap lingkungan SMP Negeri 20 Malang saat ini adalah ia telah merasa sejuk, teduh, dan nyaman.
9. Menurut saya, yang berkewajiban menerapkan kebersihan di lingkungan SMP Negeri 20 Malang adalah semua warga sekolah, yang mencakup siswa, guru dan para staf, dan juga petugas kebersihan.
10. Manfaat penerapan lingkungan bersih adalah diri kita sendiri dapat merasakan tentram, nyaman, dan lebih betah berlama-lama di sekolah.



DAFTAR PERTANYAAN ANGKET
NO
PERTANYAAN
YA
TIDAK
RAGU-RAGU
1
Apakah Anda setuju dengan diadakannya Jumat Bersih?



2
Apakah kegiatan Jumat Bersih berpengaruh dalam kebersihan di lingkungan SMP Negeri 20 Malang?



3
Apakah Anda sudah melaksanakan piket kelas sepulang   sekolah  ?



4
Apakah Anda sudah memilah sampah sesuai dengan jenisnya ketika membuang sampah?



5
Apakah Anda sudah membuang sampah menurut jenisnya?



6
Apakah Anda pernah dengan sengaja membuang sampah tidak pada tempatnya?



7
Pentingkah kesadaran siswa akan kebersihan lingkungan?



8
Apakah Anda termasuk orang yang tidak peduli dengan kebersihan lingkungan di SMP Negeri 20 Malang?



9
Apakah Anda termasuk orang yang peduli dengan kebersihan lingkungan di SMP Negeri 20 Malang?



10
Apakah lingkungan di SMP Negeri 20 Malang sudah termasuk lingkungan yang bersih dan sehat?



11
Apakah Anda sudah merasa nyaman dengan lingkungan SMP Negeri 20 Malang saat ini?



12
Apakah Anda mengetahui cara mengatasi lingkungan kotor di SMP Negeri 20 Malang?



13
Apakah Anda  pernah menjadi pelopor dalam menjaga kebersihan lingkungan di SMP Negeri 20 Malang?



14
Apakah masih banyak teman Anda yang kurang peduli terhadap kebersihan lingkungan di SMP Negeri 20 Malang?



15
Apakah Anda pernah menegur teman Anda yang dengan sengaja membuang sampah sembarangan di lingkungan SMP Negeri 20 Malang?



16
Apakah Anda ikut bertanggung jawab dalam menciptakan lingkungan SMP Negeri 20 Malang yang bersih dan sehat ?



17
Apakah Anda sudah ikut serta dalam menjaga kebersihan lingkungan di SMP Negeri 20 Malang?



18
Apakah dalam kegiatan belajar mengajar Anda sudah merasa nyaman dengan lingkungan yang bersih?



19
Apakah kesadaran siswa SMP Negeri 20 Malang dalam menjaga kebersihan lingkungan sudah cukup baik?



20
Apakah lingkungan SMP Negeri 20 Malang sudah layak dikatakan sebagai lingkungan yang bersih dan sehat?



                                                                            
         
            DIAGRAM HASIL PENYEBARAN ANGKET
1.      Apakah Anda setuju diadakannya Jumat Bersih?
2.      Apakah kegiatan Jumat Bersih berpengaruh dalam kebersihan di lingkungan SMP Negeri 20 Malang?
3.      Apakah Anda sudah melaksanakan piket kelas sepulang sekolah?
4.      Apakah Anda sudah memilah sampah sesuai dengan jenisnya ketika membuang sampah?
5.      Apakah Anda sudah membuang sampah menurut jenisnya?
6.      Apakah Anda pernah dengan sengaja membuang sampah tidak pada tempatnya?


7.      Pentingkah kesadaran siswa akan kebersihan lingkungan?
8.      Apakah Anda termasuk orang yang tidak peduli dengan kebersihan lingkungan di SMP Negeri 20 Malang?
9.      Apakah Anda termasuk orang yang peduli dengan kebersihan lingkungan di SMP Negeri 20 Malang?
10.  Apakah lingkungan di SMP Negeri 20 Malang sudah termasuk lingkungan yang bersih dan sehat?
11.  Apakah Anda sudah merasa nyaman dengan lingkungan SMP Negeri 20 Malang saat ini?
12.  Apakah Anda mengetahui cara mengatasi lingkungan kotor di SMP Negeri 20 Malang?
13.  Apakah Anda pernah menjadi pelopor dalam menjaga kebersihan lingkungan di SMP Negeri 20 Malang?
14.  Apakah masih banyak teman Anda yang kurang peduli terhadap kebersihan lingkungan di SMP Negeri 20 Malang?
15.  Apakah Anda pernah menegur teman Anda yang dengan sengaja membuang sampah sembarangan di lingkungan SMP Negeri 20 Malang?
16.  Apakah Anda ikut bertanggung jawab dalam menciptakan lingkungan SMP Negeri 20 Malang yang bersih dan sehat?\
17.  Apakah Anda sudah ikut serta dalam menjaga kebersihan lingkungan di SMP Negeri 20 Malang?
18.  Apakah dalam kegiatan belajar mengajar Anda sudah merasa nyaman dengan lingkungan yang bersih?
19.  Apakah kesadaran siswa SMP Negeri 20 Malang dalam menjaga kebersihan lingkungan sudah cukup baik?
20.  Apakah lingkungan SMP Negeri 20 Malang sudah layak dikatakan sebagai lingkungan yang bersih dan sehat?



GAMBAR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KESADARAN SISWA DALAM MENJAGA KEBERSIHAN LINGKUNGAN DI SMP NEGERI 20 MALANG
CYMERA_20140106_091623.jpg
Bukti bahwa pemilahan sampah tidak dilakukan beberapa siswa, karena terlihat sampah organik tercampur menjadi satu dengan  sampah anorganik.
CYMERA_20140106_092009.jpg
Bukti bahwa slogan kebersihan milik sekolah telah rusak dan tidak di gubris oleh warga sekolah satupun.
CYMERA_20140106_093037.jpg
Bukti bahwa kebersihan sekolah masih bergantung pada petugas kebersihannya saja, para siswa mulai melupakannya.

CYMERA_20140106_092658.jpg
Bukti bahwa siswa yang menggunakan peralatan makan milik kantin sekolah, tidak mengembalikannya pada kantinnya masing-masing. Mereka lebih memilih meletakkannya sembarangan di meja makan kantin.
CYMERA_20140106_092416.jpg
Bukti bahwa dinding kamar mandi penuh dengan coretan tidak penting yang dilakukan oleh siswa-siswi yang tidak bertanggung jawab akan kebersihannya.


3 komentar:

  1. Makasih mbak infonya, semoga sukses selalu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih sudah mengunjungi blog saya, sama-sama semoga bermanfaat ya..
      Salam Kenal juga :) :D

      Hapus
    2. Mbaknya jangan lupa kunjungi blog saya ya
      di elmerfiqi.blogspot.com

      Hapus