Tengah
malam, di saat wanita itu tengah terlelap. Jiwanya telah mengambang dan mudah
terbuai oleh bunga tidur yang menyapanya sedari tadi. Dia tidur di atas
pembaribaringannya yang lembut dan terselimuti oleh kain yang tebal. Membuat
dirinya ternyamankan bahagai berada di atas awan. Sehingga angin malam yang
terlewatkan sejak tadi tidak terasa. Karena telah terbungkus oleh kehangatan
tidurnya yang sempurna ini.
Dari ujung
ruangan, terdengar samar-samar tiga kali ketukan nyaring yang tidak membawa
pengaruh besar bagi wanita itu. Ia tetap terpejam dan tidak menghiraukan gangguan
yang timbul dari luar sana. Tidak lama kemudian, terdengar kembali tiga ketukan
yang sama. Dan sekali lagi, ia tetap saja tidak menggubriknya. Tanpa lelah, seseorang
dari luar sana tetap konstan dengan tiga kali ketukan yang tak terhenti. Lama
kelamaan membuat wanita itu sedikit terusik dan terganggu tidurnya. Sesekali ia
memalingkan muka, atau hanya sekedar membenarkan posisi tidurnya yang tidak salah.
Sambil menutup telinganya rapat-rapat dengan telapak tangannya yang halus. Dan
berharap bahwa sang pengetuk pintu itu dapat segera pergi. Berhenti untuk mengetuk
pintu rumahnya.
Dari luar
sana, malam kian larut. Sang pengetuk pintu itu tak kunjung beranjak dari
posisinya. Tiga kali ketukan itu, pun tetap ia berikan sambil terus berharap agar
sang tuan rumah brrniat untuk membukaksn pintu baginya. Menyambutnya dengan
jabatan tangan dan senyum manis yang tersungging di pipinya yang halus itu. Serta
menyilahkannya masuk ke dalam rumah itu. Namun hingga pagi pun tiba, sang fajar
sudah mulai menyingsing dan matahari akan segera terbit. Dedaunan di kanan
kirinya jua telah berembun dan kabut pagi yang kian menebal itu. Tanpa lelah
sang pengetuk pintu itu masih memberikan tiga ketukan lembut kepada seseorang
di dalam sana. Dan sang wanita itu tetap saja tak berkutat di dalam.
Rupanya
wanita itu mulai lelah mendengarkan suara ketuka pintu tersebut. Akhirnya ia
pun membukakan pintu rumahnya untuk sang pengetuk pintu itu. Dengan harapan agar
ia dapat mengetahui apa yang diinginkan oleh sang pengetuk pintu tersebut.
Wanita itu juga menginginkan agar si tuan pengetuk pintu itu dapat segera pergi
setelah ia memperoleh apa yang is inginkan. Namun sungguh tidak terduga dan
tanpa dinyana sedikit pun, di saat pintu itu terbuka tak nampak seorangpun di sana.
Hanya ada sepi. Bahkan jejak kakinya pun tidak ada. Seperti udara pagi telah
membawa sisa keberdaannya.
Kesal. Marah.
Jengkel. Sudah pasti dirasakan oleh wanita itu. Bagaimana tidak, tidur
cantiknya itu telah terusik oleh orang-orang iseng yang tidak bertanggung jawab
itu. Apa maksud dari sang pengetuk pintu itu ??? Memberikan sebuah pengharapan
palsu kepada seseorang yang belum tentu ia kenali sebelumnya. Wanita itu pun
kembali mengunci pintunya dan kembali masuk untuk melanjutkan aktifitas lain.
Karena sang fajar telah berubah menjadi semburat matahari di pagi hari.
Aktifitas
pun berjalan seperti biasanya... (Didedikasikan untuk ASB)
To be continue...
0 komentar:
Posting Komentar