Aku melihat bayinya terlahir secara sungsang dengan
kepala yang muncul terlebih dahulu. Belum lagi kepalanya yang terlilit tali
pusatnya sendiri, hingga membuatnya terhambat keluar. Ditambah dengan keadaan
induknya yang yang sangat memprihatinkan.
Bagaimana tidak, tangannya berlumuran darah, seperti
terdapat bekas peluru. Nampaknya waktu itu singa tersebut sedang mencari
makanan untuk kawanannya. Kemudian terdapat seorang pemburu yang menembak singa
betina tersebut dengan timah panasnya.
Lalu ia berlari menghindari pemburu tersebut. Sampai
terdampar di sini, di tempat ini. Peluru itu mengenai lengan depan si induk
yang tengah hamil tua ini. Mungkin kontraksi dadakan yang membuat ia harus
melakukan persalinan secara tiba-tiba. Coba bayangkan jika peluru tersebut
mengenai perutnya, maka dua nyawa akan melayang seketika.
Pemuda itu pun langsung tersadar dari lamunannya,
dan membantu persalinan singa tersebut. Air mata singa itu meleleh mengelilingi
lingkar matanya, seolah menggambarkan betapa sakitnya dirinya saat itu.
Bagaimana tidak, ia harus menanggung beban kesakitan yang berlipat ganda.
Pertama, perih melahirkan dan kedua panasnya daging yang tertembus peluru.