Sumber Daya Manusia…
Biasa disebut sebagai Huma Resources. Dimana keberadaan
SDM adalah hal yang pertama dan yang paling utama dari terbentuknya kata
Manusia. Sumber Daya Manusia adalah prioritas teratas dari adanya suatu
kelangsungan alam yang bernama kehidupan. Maka tak heran jika SDM merupakan
keunggulan dari setiap individu yang tidak dimiliki oleh pribadi yang lain.
Teruntuk Manusia diseberang sana, yang berasal dari Kota
Hujan. Tempat dimana harta karun dari Sang Legenda, Bapak Ir. Soekarno, masih
terpendam dam belum dapat diketemukan. Terlahir di perbukitan gunung
menjadikannya lebih natural, bersatu dengan alam. Seakan tak terjamah dari
faktor eksternal. Paradigma yang mana Sumber Dayanya sungguh teramat luar
biasa.
Jauh-jauh datang ke Kota Apel guna menuntut Ilmu, tempat
yang begitu berbeda dari kota asalnya. Satu kata yang harus ia kuasai dengan
mudah dalam waktu singkat. Yakni Adaptasi. Tidaklah mudah melakukan
filteralisasi dan penyesuaian terhadap segalanya kepada hal-hal yang baru. Kekuatan
iman dan ketahanan batin menjadi kunci utama dari lahirnya adaptasi tersebut.
Menyaring apa yang ada, mulai dari yang paling baik
hingga yang paling buruk. Semua lengkap ada di sini. Hanya bagaimana cara kita
mampu bertahan dalam setiap perbedaan yang ada. Jangan sampai tergelincir dan
mengikuti arus yang ada. Caranya ?? Prinsip, ya hanya dengan prinsip kita dapat
memperttahankan semuanya. Jika itu semua dapat terlewati dengan baik, maka
lengkaplah sudah proses adaptasi kita.
Lumrah memang jika hal yang bernama Rindu itu datang. Terlebih
lagi, jauh dari kedua orang tua memang merupakan tantangan tersendiri. Belum lagi
tawa dan canda dari sana saudara, jua keluarga yang akan terasa jarang
ditemukan di sini. Hanya dengan bermodalkan rasa keikhlasan, ia dapat bertahan
dalam waktu yang lama di sini, di tempat ini.
Yang dapat ia junjung tinggi hanyalah membangun
komunikasi dengan intensitas yang cukup tinggi. Atau mungkin memandangi foto
mereka dalam bingkai kaca, pun telah cukup memberikan obat yang mujarab
baginya. Katanya, “Jauh dimata, Dekat di hati”. Walaupun raganya terpisah oleh
berjuta jarak, namun ia akan tatp setia kepada kampung halaman tempat ia
dibesarkan.
Untuk
itu, keniatan adalah kunci dari gerbang masa depannya nanti. Pada dasarnya,
kemarin kini dan nanti tiadalah berbeda. Karena semua masih tetap sama, dengan
pelaku yang sama. Maka tiada beda baik di sana maupun di sini. Ia tidak ingin
menyia-nyiakan waktunya yang sangat berharga ini. Duduk tenang dengan menikmati
semua kenikmatan adalah sebuah sebuah anugrah yang ia dapatkan. Kesungguhan juga
sebagai pelancar dari jalannya niatan tersebut. Tinggal menunggu waktu, semua
akan indah pada waktunya. Dan Percayalah Cinta, Tuhan tidak akan mengkhianati <3
Manusiawi
sekali, jika setiap Sumber Daya Manusia juga mempunyai rasa. Manusia lain
sering menyebutnya dengan rasa Suka. Suatu ketertarikan yang dapat memberikan
warna dalam palet kehidupan. Nantinya akan ia gunakan untuk mewarnai kanvas
memori, gambaran dalam setiap langkah perjalanannya selama ini.
Sang
Arjuna dari segala macam Sumber Daya Manusia ini, lebih senang memanggilnya
dengan nama Bidadari. Entah mengapa ia menyebutnya dengan nama Bidadari. Padahal
sepasang sayap putih pun ia tak punya, apalagi cantiknya rupa seperti Bidadari
pada umumnya. Ah Sudahlaaah…
Perlu
diketahui, satu hal yang disukai oleh Bidadari tersebut dari adanya Sumber Daya
Manusia ini. Yakni semua kejutan yang selalu ia berikan. Selalu hadir dengan
topik yang berbeda-beda pada setiap harinya, selalu tampil dengan nuansa yang
tak sama. Membuat Bidadari tersebut tak pernah bosan kepada Sumber Daya Manusia
yang satu ini. Juga satu lagi yang tak kalah pentingnya. SDM itu mampu mmebuat
Bidadari tersebut selalu penasaran akan setiap aksinya dalam setiap kali
kesempatan.
Sastra,
sebagai sebuah Sumber Daya Manusia ia hadir dengan sastra-sastra Pujangga yang
hanya ia sendirilah yang mengerti. Tidak ada yang pernah tahu apa makna yang
sebenarnya dari setiap sastra yang ia bangun. Orang-orang lebih senang
menyebutnya dengan istilah Misterius. Namun sebagai Bidadari yang juga tidak
biasa, ia justru menyukai seuatu kemisteriusan. Berbeda, tanpa sayap yang
seharusnya ia miliki. Bidadari tersebut mampu terbang hanya dengan
kemisteriusan yang ditimbulkan karena sastra dari Sumber Daya Manusia tersebut.
Melayang dikarenakan teka-teki yang entah sama atau tidak dari apa yang mereka
pikirkan dengan apa yang dipikirkan oleh yang lain.
Didedikasikan
untuk MDS
Oleh
: SAM98 (Malang, Kamis 07 Mei 2015 19:57:11)
0 komentar:
Posting Komentar