Cinta…
Berbicara mengenai cinta,
seperti tidak akan pernah ada habisnya. Selalu ada saja hal yang dapat kita
bahas tentangnya. Ccinta itu ibarat api
abadi, yang tidak pernah padam sampai kapan pun. Api itu akan terus berkobar,
menyalakkan dirinya yang penuh dengan ketangguhan.
Cinta juga
seperti kedua belah sisi mata uang. Di satu sisi menguntungkan, namun di sisi
lain tidak juga mendatangkan laba. Ada yang membuat orang terlena, hingga
serasa kita bias dibutakan oleh cinta. Mereka cenderung diperbudak oleh cinta,
yang membuat mereka menjadi tidak berdaya karenanya.
Namun juga
tak jarang cinta dapat menjadi suplemen vitamin bagi siapa saja yang
merasakannya. Sebenarnya, pada dasarnya cinta itu tidak membuutakan. Hanya saja
cukup melumpuhkan logika bagi setiap penikmatnya. Pecandu cinta, cenderung
tidak mengetahui alasan mengapa ia mencinta. Mereka hanya meniknatiny saja. Tatpi,
kita masih dapat mengendalikan diri kita terhadap cinta.
Hanya bergantung kepada
kiita, si objek penderita. Cinta dapat berkamuflase sesuai dengan apa yang kita
lakukan. Maka perlakukanlah cinta secara semestinya. Seperti apa yang harus ia
terima.
Cinta itu, semacam KARET
GELANG. Karet gelang pada rentangan dua buah tangan yang saling menjaga satu
sama lainnya. Lalu, jika saja salah satu sisi tersebut dilepaskan. Maka apa
yang akan terjadi ??? Tentu saja sisi tangan lainnya yang menahan akan terasa
sakit, yang merupakan hasil dari jepretan yang dilepaskan tadi.
Sama halnya dengan cinta,
seseorang yang menahan hubungan, akan merasakan sakit dari apa yang telah
terlepaskan. Dan meninggalkan luka yang cukup membekas baginya. Lalu, bagaimana
caranya agar tidak menimbulkan rasa sakit akibat dari pelepasan tersebut ???
Ada beberapa jawaban yang
dapat Anda piliih. Diantaranya :
1. Sama
– sama tetap menahan karet gelang tersebut, namun dengan rentangan yang semakin
dekat. Sehingga posisi karet gelang tersebut menjadi semakin riskan. Tetapi tesikonya,
karet itu akan menjdi semakin kendur dan lama – lama tidak akan terbentuk.
2. Sama
– sama tetap menahan karet gelang tersebut, namun deengan rentangan yang
semakin jauh. Sehingga posisi karet gelang tersebut akan semakin melebar. Membutuhkan
sedikit tenaga ekstra memang untuk dapat menahannya. Terdapat dua kemungkinan
yang bias saja terjadi. Pertama, karet itu akan terputus dengan sendirinya
karena tidak kuat menahan tarikan yang semakin kuat. Sehingga keduanya akan sama
– sama merasakan sakit karenanya. Atau yang kedua, salah satu sisi tangan
tersebut akan melepaskan diri karena tidak kuat menahan beban tarikan yang
semakin berat. Ia cenderung menyerah pada keadaan yang dihadapinya sekarang.
3. Melapaskan
karet gelang tersebut pada saat yang bersamaan. Cara ini memiliki resiko yang
paling kecil, karena antar kedua tangan tersebut telah ikhlas melepaskan
sebelah tanngan yang lainnya. Tetapi, resikonya memang yang paling berat dalam
menerapkannya. Siapa pun manusia, pasti tidak akan pernah rela melepaskan apa
yang telah mereka miliki.
4. Tetap
terus menahan karet gelang tersebut, anmun ada tangan lain yang dengan sengaja
menggunting karet itu. Sehingga pada akhirnya akan terputus juga. Dan sama
juga, kedua tengan tersebut akan merasakan sakit yang sama.
So, jawaban mana yang akan
Anda pilih ??? Semua jawaban berada di tangan Anda dan bergantung pada diri
Anda sendiri…
Oleh : SAM98 (Senin,
10 Maret 2014)
0 komentar:
Posting Komentar