Minggu, 29 Maret 2015

Menghabiskan Tahun Kuda Di Kota Tahu


Graphic Vocational English Debate...
            “Debat selalu memiliki dunia sendiri, dunia dimana jika telah masuk di dalamnya. Kita akan melupakan semua masalah yang ada dan hanya menikmati berpikir tentang strategi perang dalam kata”
            Well, itulah yang Kami rasakan setiap kali masuk ke dunia debat. Masalah apapun pasti langsung terlupakan dan hanya memikirkan debat dan bagaimana bisa menang di setiap ronde. Juga merasakan sensasi menang dan kalah di setiap rondenya. Merasakan berada di atas angin dari yang lain dan merasakan terperosok dan kalah. Ya itu semua adalah proses dari sebuah pembelajaran. Sensasi itu yang ingin Kami rasakan seterusnya. Debate can ease our pain away.
            Graphic Vocational English Debate..
            Kali ini kami datang lagi, -seperti biasa- secara bersama-sama. Gridation 2014, PGRI 2 English Competition, akan menutup tahun dengan turnamen yang super meriah. Bertujuan sebagai perayaan HUT SMK PGRI 2 Kediri mempersembahkan 2 kompetisi yang amat menarik. Yakni English Speech dan English Debate.

            Dan kami selaku kontingen dari Kota malang telah siap mengirim 8 tim besar. Empat diantaranya adalah team dari SMK Negeri 4 Malang (Muchammad-XIMMC, Nur Rohim-XIRPLA, Rio Irvansyah-XIRPLA >>> Team A; Eka Nurcahyaningsih-XIIMMA, Alfinda rahma-XIRPLA, Febri Amalia Putri-XIIMMB >>> Team B; Sofia Ari Murti-XMMA, Silfia Refa-XMMA, Murtyas Puspasari-XMMA >>> Team C; Maria FernandaXPSB, Tati Kumairoh-XMMD, Fira Martha-XMMA >>> Team D), sedangkan sisanya adalah team kiriman dari SMA Negeri 7 Malang.
            Untuk pertandingan spesial ini, kami telah mempersiapkannya kurang dari satu bulan. Waktu kami memang sangat singkat. Kami Bulan lalu, kami juga baru saja mengikuti English Fair di FE UB dan ALSA Debate Competition di FH UB. Tak hanya itu, waktu latihan kami juga ikut berkurang akibat dari pelaksanaan UAS yang dilaksanakan pada awal bulan Desember ini. Maka selepas Ujian, kami benar-benar memanfaatkan waktu semaksimal mungkin untuk latihan. Di sela-sela melengkapi Tugas Akhir Produktif, terkadang juga kami suka curi-curi waktu untuk sekedar rehat sejenak sambil latihan di Basecamp GVED.
            Bapak Triyudi Yudawan, yang akrab kami sapa Mr.Yu, juga dapat memaklumi keadaan ini. Memang tidak dapat dipungkiri bahwa akhir semester adalah jadwal terpadat bagi para siswa. Terlebih lagi bagi para gurunya. Pak Yudi yang notabene adalah Guru Bahasa Inggris di SMK Negeri 4 Malang ini pun tak ingin memaksakan siswanya untuk berlatih. Beliau mengatakan bahwa kami harus memprioritaskan Materi Sekolah dahulu, setelah rampung baru urusi masalah lomba. Ujarnya menasehati kami seraya memasukka data siswa yang akan di kirim ke bagian Kesiswaan.
            Selepas, pengambilan raport agenda yang rutin dilaksanakan adalah libur sekolah selama 2 minggu lamanya. Selain libur sekolah, juga sebagai libur natal dan awal tahun. Namun berbeda dengan kami, kami masih tetap menjalani latihan saat libur tiba. Kurang lebih tiga hari waktu libur harus kami pergunakan untuk latihan. Pengganti waktu yang terbuang secara percuma tak maksimal akhir-akhir ini. Kami juga tidak keberatan dengan ini semua, malahan kami juga melakukan latihan gabungan bersama dengan SevenUp, Grup English Debate dari SMA Negeri 7 Malang ini.
            Bukan hanya sekali dua kali saja kami melakukan latihan gabungan dengan SevenUp, tetapi hampir setiap bulannya kami melakukan kunjungan rutin secara bergantian. Tujuan sederhana saja, kami hanya ingin meningkatkan kualitas berbahasa inggris kami. Tak hanya itu, kami juga ingin menjalin tali silaturahmi diantara para Debater juga menambah teman dari antar anggotanya.
Oleh karenanya bukan hanya dengan SevenUp saja kami melakukan latihan gabungan, banyak sekolah yang melakukan kunjungan ke SMK Negeri 4 Malang untuk saling bertukar pengalaman Debat. Seperti halnya SMK Negeri 1 Kepanjen, SMA Negeri1 Sumber Pucung, SMK Negeri 1 Kediri, SMA Negeri 4 Malang, dan lain sebagainya. Namun diluar itu semua, dalam pertandingan maka tak ada yang namanya kawan. Seraya bersikap sportif, semua adalah lawana yang harus kami hadapi secara mekasimal.
Mulai hari Senin hingga hari Rabu, tepatnya pada tanggal 22 s.d. 24 Desember 2014 kami berada di sekolah. Melakukan simulasi debat dengan mendatangkan GVED Generasi 1 s.d. 3  sebagai Adju –Adjudicator, Sebutan bagi juri- yang kini telah terkenal dimana-mana. Tujuannya agar semua kegiatan dapat diatasi dan terlaksanakan dengan lancar. Kami biasa di bagi menjadi tiga hingga 4 chamber. Karena maklum saja setiap kali latihan ada sekiran 6 s.d. 8 team.
Latihan dilaksanakan pada pukul 08.00 s.d. 14.00, kami juga diwajibkan membawa bekal dari rumah. Karena kantin sekolah akan tutup saat liburan sekolah -_- Dan sekali lagi, saat-saat seperti ini yang akan kami rindukan. Makan siang bersama, tukar menukar menu makanan, hingga saling suap-menyuap antar anggota. Hahaha, lucu memang. Hal-hal sederhana namun sangat bermakna.
Kami berangkat dua dari setelahnya, tepatnya pada tanggal 26 Desember 2014, setelah semalam kami berduapuluhdelapan menginap di sekolah. Ya, kami memang sering memutuskan untuk menginap di sekolah. Dengan alasan efisiensi waktu, pertama kami dapat berangkat secara bersama-sama tanpa takut akan adanya alasan terlambat dan lain sebagainya, dan yang kedua kami masih dapat melakukan latihan malam sebagai gladi bersih persiapa lomba kali ini. Kami ingin melakukan ritual rutin kami sebelum bertanding. Kami sering melakukan latihan bersama pada tengah malam dan shalat tahajut juga bersama pada sepertiga malam. Yang akan menguatkan kami dalam setiap perlombaan. Hingga paginya kami berangkat bersama-sama dengan angkutan umum.
Kali ini kami berangkat dengan berbagai keadaan yang ada, di satu sisi kami begitu bersemangat menyambut suka cita perlombaan yang akan hadir di depan mata. Sedang di sisi lain terdapat sahabt kita yang tengah asik merayakan Hari Raya Natal lantas harus kami usik kesakralannya dengan keberangkatan kami ke Kota Kediri. Tapi, apa mau dikata kami memang harus mengikuti prosedur yang ada. Profesional adalah kunci kerja. Maka dari itu kami tidak ingin mengingkarinya barang sedikit saja.
Merekapun harus puas dengan merayakan Natal hanya bersama dengan kami teman-teman terdekatnya, tanpa bersama dengan oarng tua atau saudara-saudara mereka. Namun lebih dari itu, meraka juga tidak keberatan, karena peringatan Natal jatuh tak hanya dalam bentuk fisik seperti berkumpul dan berdoa bersama atau bertukar kado dan lain sebagainya. Tetapi lebih kepada bagaimana memaknai Hari Besar itu dari dalam hati yang tulus ikhlas dalam balutan keyakinan yang kuat serta untaian doa yang senantiasa mereka panjatkan tanpa henti disamping doa dalam meminta kemenangan.
Sedang di luar itu, satu hal yang selalu ingat dan akan selalu menjadi wanti-wanti di setiap keberangkatakan kami nanti ke perlombaan di luar kota. Jangan lupa untuk memesan tiket kereta jauh-jauh hari, teruatam saat hari-hari libur atau hari besar nasional seperti ini. Mengapa kami bilang seperti itu ?? .Inilah alasan yang membuat kami harus memilih bis sebagai satu-satunya transportasi yang masih tersisa. Karena terlalu sibuk dengan latihan, hingga pada akhirnya kami lupa untuk membeli tiket kereta api jurusan kediri. Karena semua tiket keberangkatan dan kepulangan telah habis terjual sejak seminggu yang lalu. Jadi, kami telah kehabisan tiket untuk berangkat dan pulang ke kediri.
Bukan maksud kami untuk pilih-pilih, namun kami hanya ingin memaksimalkan segala sesuatu yang kami punya. Ada banyak pertimbangan yang membuat kami lebih memilih kereta api sebagai transportasi andalan bagi kami. Pertama, tentu saja karena masalah harga yang relatif lebih murah ketimbang harga bis. Harga yang ditawarkan oleh kereta api dapat mencapai setengah harga dari biaya tiket bis. Kedua, tingkat keamanan yang lebih rentan longgar jika kita mengendarai bis. Memang kita tidak dapat menjamin jika kita mengendarai kereta kita tidak akan kecolongan atau lain semacamnya, namun paling tidak jika di dalam kereta kita dapat mengontrol barang kita sendiri secara intensif. Sedang di dalam bis, banyaknya penumpang yang dapat diangkut –penumpang berdiri terutama- membuatnya sering lengah oleh tipu daya para pelaku tindak kriminal tersebut. Dan yang terakhir adalah faktor kenyamanan, ini yang kami rasa adalah faktor terpenting di atas segalanya. Di sini yang akan kami bicarakan adalah efisiensi waktu, karena dengan berdiam diri berjam-jam di atas transportasi umu adalah hal yang sangat menjemukan. Kiranya itulah yang membuat kami lebih menyukai kereta sebagai pilihan kami dalam setiap perjalanan lomba kami.

Seperti selayaknya lomba-lomba yang lain, di Gridation juga terdapat Technical Meeting atau yang kerap kami sebut dengan TM. Yang berguna untuk menyatukan segala persepsi yang ada serta menjawab semua pertanyaan yang selama ini menjadi tanda tanya besar bagi para peserta lomba juga bagi para pembimbing. Juga sebagai pengklarifikasian kesimpangsiuran kabar yang selama ini beredar di masyarakat. TM ini sangatlah penting. bagaimana tidak, kegitan yang dianggap sepele yang dianggap sepele ini sebagai wujud keseriusan dari pihak panitian untuk meyakinkan kepada para peserta mengenai jadwal dan rundown acara pelaksanaan lomba tersebut. Biasanya berisi pembukaan lomba dan tanys jawab antar peserta lomba dengan panitian pelaksana. Dan kali ini TM untuk bidang lomba English Debate diserahkan sepenuhnya kepada Mas Rizal-Sidoarjo selaku CA dan Mbak Nila- UB selaku DCA pendamping.

Di sini kami telah disediakan akomodasi penginapan oleh pihak SMK PGRI 2 Kediri. Kami disediakan empat buah ruang kelas sebagai tempat menginap kami kali ini. Dilengkapi dengan karpet berbulu serta bantal dan guling sebagai pendampingnya. Sangat nyaman karena tempat ini terdekor rapi dan bersih sehingga membuat kami merasa begitu betah menginap di sini. Belum lagi, sekamar bersama dengan kurang lebih tujuh teman. Membuat kami merasakan kembali sebuah kebersamaan di Kota Tahu ini. Dan untuk kali ini kami begitu mengapresiasi pemberian dari panitia  yang memberikan pelaansn prima dengan berkali-kali mengucapkan terima kasih. Di sini kami tidak sendiri, ada juga dari sekolah lain yang juga ikut menginap di sini. Seperti dari SMK Negeri 1 Nganjuk dan juga MBI Amanatul Ummah Mojokerto. Lantas selanjutnya kami bermalam dengan nyenyak. Guna menyiapkan tenaga dan menyegarkan pikiran yang akan digunakan pada keesokan harinya.

Hari pertama, Sabtu 29 Desember 2014, bertatap muka dengan tepat 31 team lawan yang berasal dari berbagai kota di Jawa Timur. Mulai dari Sidoarjo, Nganjuk, Mojokerto, hingga Ponorogo pun datang untuk saling berebut Piala juara satu serta uang tunai senilai 1,5 juta rupiah. Adju datang setelah dijemput oleh pihak panitian dan melakukan Briefing singkat guna berkoordinasi untuk hari ini. Motion Lauch dimulai pada pukul 07.00, tepat 30 menit setelah peserta berkumpul. Pusat kegiatan dilaksanakan di Hall Sekolah, sedang pelaksanaannya di lakukan di ruang kelas masing-masing yang telah disediakan. Karena beberapa faktor, akhirnya babak Pre-Eliminary dilaksanakan secara bershift sebanyak 3 sesi. Team yang mendapatkan shift kedua akan melakukan casebuliding 30 menit sebelum debat shift 1 selesai. Setiap ruangan akan berisi satu hingga tiga orang adju yang akan memberikan judgement dan verbal kepada setiap teamnya. Pada setiap Pre-eliminary nya akan di account jumlah point atau VP nya, yang nantinya akan digunakan sebagai penentu ranking team tersebut. Ranking dimana yang akan digunakan sebagai penentu Octofinalis. 


To Be Continue...
Oleh : SAM98 (Minggu, 28 Maret 2015)

0 komentar:

Posting Komentar