Minggu, 29 Maret 2015

English Olympiad


Graphic Vocational English Debate...
Tidak puas hanya dengan menjajakan kariernya di dunia debat, kini kami, Graphic Vocational English Debate, pun mencoba melebarkan sayapnya ke dunia olimpiade. Bukan beralih dari sisi debat, namun kami menambah warna baru dengan mengikuti Olimpiade bahasa Inggris. Tak salah jika sekadar mencoba peruntungan di dunia yang baru kami geluti ini.
Tepatnya kamis, 26 Maret 2015. Kami berdelapan belas menantang dunia dengan berangkat ke GOR Ken Arok bersama-sama. Olimpiade yang diadakan oleh Pensil Staedler ini mengadakan olimpiade berantai tingkat Nasional. Dimulai dari Kota DKI Jakarta, DI Yogyakarta, Bandung, Surabaya, dan yang terakhir adalah Kota Malang sebagai penutupnya.

GOR Ken Arok yang pada mulanya dipakai hanya untuk pelaksanaa pecan olahraga, kini mulkai beralih fungsinya menjadi tempat pelaksanaan ajang bergengsi yang diadakan rutin pada setiap tahunnya ini. Hadiahnya pun juga tak kalah menarik, Mereka menawarkan jutaan rupiah bagi pemenang lomba, hadiah tambahan, beasiswa, juga berbagai doorprize yang dibagikan setelah pelaksanaan presentasi dari pihak Staedler ini.
Beribu-ribu siswa telah berjubel sejak pagi guna berpartisipasi dalam acara yang didukung langsung oleh Dinas Pendidikan Kota Malang ini. Hampir semua sekolah turut ikut serta dengan mengirimkan delegasinya yang siap bertempur. Mereka juga tak kalah antusias dalam mempersiapkan berbagai keperluan yang ada, seperti pensil 2B Staedler sebagai syarat utamanya, penghapus karet, juga meja dada. Semuanya satu paket lengkap khusus untuk ujian milik Staedler.
Dari tak kenal menjadi mengenal banyak teman-teman baru dari sekolah lain yang juga mengikuti olimpiade ini. Perusahaan yang bermarkaskan di Jerman ini tak hanya mengadakan Olimpiade Bahasa Inggris, tetapi juga Olimpipade IPA dan IPS juga tersedia. Sama halnya dengan Olimpiade Bahasa Inggris, peserta olimpiade IPa dan IPS ini juga tak kalah banyaknya.
Kami mengerjakan soal di bagian tribun penonton, dengan pemisahan area antara peserta Olimpiade Bahasa, IPA, dan IPS. Yang berguna untuk memudahkan panitia dalam membagikan Lembar Jawab Komputer dan Lembar Soal.
Mungkin sekilas terlihat kurang efektif, tidak efektif bahkan, pelaksanaan olimpiade di tempat semi terbuka seperti ini. Mungkin juga banyak yang berfikiran bahwa tradisi kongkalikong akan berjalan dengan mulus seiring dengan berjalannya waktu Ujian. Namun pada awal pelaksanaan telah ditekankan dengan jelas bahwa setiap panitia akan mengawasi dengan ketat pelaksanaan ujian ini. Mereka-mereka yang ketahuan mencontek akan langsung dicatat nomor pesertanya oleh pengawas, dan langsung dinyatakan Didiskualifikasi secara tidak terhormat tanpa mendapatkan peringatan. Berarti percuma saja, karena karena semua jawaban akan langsung dihapus secara otomatis, dan peserta dianggap menggugurkan diri.
Olimpiade berjalan cukup lancer dengan mendapatkan 120 soal, kami harus mengerjakannya dalam kurun waktu -+ 2 jam lamanya. Hufft, cukup mengagetkan juga bagi kami, yang jika dikalkulasikan. Kami harus mengerjakan 1 soal pada setiap menitnya. Soal dibagi menjadi 2 tipe, yakni Bahasa Indonesia pada nomor 1 s.d. 56 dan sisanya Bahasa Inggris.
Keputusan tidak secara langsung diumumkan oleh pihak Saedler, kami memaklumi karena akan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk melakukan scanner seluruh peserta Olimpiade. Agar mendapatkan hasil yang maksimal dan memuaskan. Karena pada dasarnya sesuatu yang dikerjakan secara tergesa-gesa itu, tidaklah baik. Maka harus dikerjakan dengan hati-hati.
Satu hal unik dari kegiatan GVED pada kesempatan kali ini. Ditahun 2015 adalah kali pertama GVED mengikuti Olimpiade Bahasa Inggris, setelah selama 6 generasi kami berdiri di Bumi Grafika ini. Sebelumnya belum pernah sekali pun kami mengenyam kursi olimpiade sebelumnya, kami selalu focus kepada debat debat dan debat.
Dan pada kesempatan kali ini, kami ingin membuka mata dunia bahwa kami hadir membawa sesuatu yang berbeda. Menenteng hal-hal yang lain daripada yang lain. Walaupun Olimpiade Bahasa Inggris telah menjadi hal yang lumrah dewasa ini, namun kami baru kali ini mencobanya. Mencoba hal yang baru itu baik, ketimbang kita hanya berdiam diri ditempat yang sama ??
Sensasi yang berbeda pun kami rasakan kala itu. Kami yang terbiasa dengan suasana ramai, kami yang senang bicara sana sini, kami yang pasa dasarnya adalah anak-anak yang tidak bias diam –barang sebentar saja-. Harus dipaksa menenangkan diri saat mengerjakan soal, focus kepada kertas yang berlembar-lembar, dan akhirnya melakukan pemilihan yang terdapat banyak sekali jumlahnya. Tak terkira.
Lantas, bagaimana ?? Kaget, sudahlah pasti. Jenuh, tak dapat dipungkiri lagi. Dan Bosan adalah puncak dari semua keadaan yang kami rasakan waktu itu. Bayangkan saja, waktu masih berjalan 30 menit saja kami sudah bergerak kesana-kemari. Dengan pergi ke toilet sebagai alybinya. Padahal sebenarnya, kami ingin pergi dari hiruk-pikuk suasana Olimpiade tersebut.
Lucunya, berbagai macam gaya mengerjakan soal telah kami coba. Mulai dari duduk bersila, duduk membungkuk, melakukan simbiosis mutualisme antar teman dengan saling punggung memunggung secara berantai, hingga sambil tiduran pun telah kami coba satu per satu. Yaa paling tidak ini dapat membantu mengatasi rasa suntuk kami, sehingga dapat beralih kembali dan focus ke soal-soal yang diajukan.
Namun diluar itu semua, ada banyak kesamaan yang kami dapatakan anatara Debat dengan Olimpiade. Yakni memiliki pola yang sama. Sebenarnya unsure-unsur yang diberikan dalam debat dengan olimpiade pun tak jauh berbeda. Maka pada saat mengerjakan pun kami tidak terlalu banyak menemui kesulitan yang berarti. Karena kami telah terbiasa dengan debat sebelumnya.
 Kami pun dapat memanfaatkan keduanya secara beriringan satu sama lain. Pertama kami dapat mengambil banyak sekali Vocabulary baru untuk Debat dengan mempelajari soal-soal Olimpiade. Vocabulary sangatlah penting dalam pelaksanaan debat, karena Vocabulary adalah dasar dari Bahasa Inggris yang harus kami kuasai. Sedangkan yang kedua adalah kami juga dapat mengingat-ingat materi Olimpiade dengan cara berdebat. Bagaimana bisa ?? Tentu saja bisa, karena sesuatu yang selalu diulang-ulang akan menancap dengan baik. Kami dapat mempraktekkannya secara langsung pada saat debat. Intisarinya pun juga dapat terserap dengan baik seiring dengan berjalannya waktu.

Maka kami pun masih tetap dapat menyeimbangkan antara Debat dengan Olimpiade dengan cara tersebut. Cara ini akan menjadi efektif untuk kelangsungan prestasi kami. Agar semakin bertambah bertambah dan terus meningkat pada setiap waktunya. Jadi manfaatkan berbagai peluang yang ada adalah hal yang paling tepat yang dapat kami lakukan.
Hasil dari sebuah kerja keras memang tidak akan pernah mengkhianati. Dari sekitar 2000 peserta lomba, maka akan diambil 100 besar pada setiap bidang nya. Dan Alhamdulillah sekali dari seluruh peserta yang dikirimkan, Grafika dapat lanjut ke babak Final.
Tentunya kami akan sanget bersyukur sekali dengan keadaan ini. Karena ini adalah kali pertama kami mengikuti Olimpiade Bahasa Inggris, namun kami mendapatkan hasil yang boleh dibilang cukup memuaskan. Menginagt hal itu, kami menjadi semakin semangat dibuatnya. Sekarang tujuan kami bukanlah hanya utnuk mencoba-coba, namun menang. Karena kemenangan sudah ada di depan mata.
Pelatih kami pun, Mr.Yu, juga sanget berantusias mendengar berita ini. Bapak Darmadi selaku kesiswaan juga turut berbahagia. Tidak sia-sia mengirimkan banyak pasukan, katanya. Memang awalnya pihak sekolah cukup ragu untuk mengirimkan pasukan sebanyak itu, karena dinilai kemampuan kami yang belum mempuni dalam bidang olimpiade sebelumnya.
Namun dengan cara seperti ini lah kami dapat membuktikan kepada pihak sekolah bahwa kami bisa. Kami lah yang terbaik. Mungkin kata pepatah yang mengatakan bahwa, “Jangan nilai seseorang dari luarnya” ada benarnya juga J hahah Don’t judge the book by its cover.
Tentunya kami akan bersyukur akan hal itu, bukan hanya menambah pengalaman baru bagi kami. Namun dengan adanya kesempatan ini juga menambah ikatan kami, antar anggota Debat. Kami berharap akan semankin banyak acara-acara seperti ini. Sehingga muncul bibit-bibit baru yang hebat dan semakin profesional.
Oleh : SAM98 (Minggu, 28 Maret 2015)

0 komentar:

Posting Komentar