Jumat, 14 Maret 2014

PANCASILA Sebagai Ideologi dan Dasar Negara



Pada tanggal 1 Juni 1945, lahirlah dari rahim Ibu Pertiwi seorang bayi kecil yang mungil dengan penuh cahaya kasih dan disambut dengan rasa penuh rasa terima kasih, bernama PANCASILA.
Lima dasar hukum negara…
Lima pedoman bangsa
Dan lima cita – cita Nusantara…
Terbingkai rapi menjadi sebuah cerita…

          Sedang pada tanggal 18 Agustus 1945, dipakailah Ia secara Aklamasi sebagai tameng kehidupan Indonesia tercinta…
1.     Ketuhanan yang Maha Esa.
2.     Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3.     Persatuan Indonesia.
4.     Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan.
5.     Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
NKRI sebutannya, Nagara Kesatuan Republik Indonesia. Adalah satu negara yang hanya memiliki satu pemerintahan, yaitu Indonesia.
Bukan seperti Negara Cina, mempunyai Cina Nasionalis dan Cina Komunis yang daerahnya dibatasi oleh Tembok Raksasa cina. Bukan pula Negara Jerman, yang memiliki Jerman barat dan Jerman Timur yang berbatasan langsung dengan Tembok Berlin. Ataupun Amerika Serikan yang memiliki banyak negara bagian. NKRI hanyalah satu, yaitu INDONESIA.
Satu hal keunikan dari negeri ini, yaitu memiliki beribu – ribu pulau. Dari berbagai pulau itulah terlahir berbagai macam suku bangsa dan ras yang menjadi ciri khas utama Bangsa Indonesia. Tercipta bermacam – macam kesenian, agama, warna kulit, dan juga kebudayaan.
Dari keberbedaan tersebut, dibuatlah lambang dari Negara Indonesia yang bertujuan untuk menyatukan Bangsa Indonesia. Lambang negara kita, adalah seekor Burung Garuda Sakti. Dengan sedikit menoleh ke arah kanan, karena arah kanan yang melambangkan sebuah kebenaran.
Sayap yang berjumlah 17 helai, dengan 8 helai pada bagian ekornya, dan 19 helai pada bagian lehernya, serta 45 helai pada bagian kakinya, yang merupakan perlambang kelahiran Indonesia, yaitu pada 17 Agustus 1945. Ada juag perisai pada dada Sang Garuda yang berisikan 5 simbol bangsa , yaitu Pancasila.
Cakar yang memegang erat pita putih bertuliskan “Bhineka Tunggal Ika”. Menggambarkan bahwa sanya Indonesia memegang teguh kesucian dan persatuan bangsa walaupun banyak memiliki perbedaan.
Isi pancasila dapat dijelaskan dalam batang tubuh UUD 1945, sebagai berikut :
·        Sebagai Pemersatu Bangsa.
·        Landasan konstitusional.
·        Jiwa kepribadian Indonesia.
·        Sumber dari segala sumber hukum negara.
·        Ideologi Bangsa Indonesia, yang memuat tujuan dan cita – cita bangsa.
Perjalanan hidup Sang Saka, tak berjalan dengan mulus sebagai mana mesrinya. Tentu saja pasti banyak mengalami rintangan yang penuh dengan liku – liku kehidupan. Pancasila sempat mengalami konflik, atau perdebatan untuk menggantiNya dengan pedoman hidup yang lainnya.
Gerakan 30 September PKI, adalah contoh konkret dari pertahananNya yang sedang diuji. Yang menginginkan penggusuran keberadaan Bangsa Indonesia. Namun, karena Pancasila yang begitu perkasanya sehingga Ia tetap tidak goyah berada di posisinya. Dan pada Akhirnya pertempuran itu pun dapat terselesaikan dalam kurun waktu hanya seahri saja, walaupun memang harus banyak memakan korban jiwa para petinggi negara.
Untuk mengenang keampuhan, kesaktian, kekuatan, keperkasaan, dan perjuangan Pancasila maka pada keesokan harinya tepatnya pada tanggal 1 Oktober. Diperingati menjadi Hari Kesaktian Pancasila.
Namun pada realita yang sebenarnya, Garuda sekarang sudah mulai menua. Ia telah banyak mengalami penyakit yang menyerang manusia lanjut usia pada umumnya. Contohnya saja, penyakit ‘Asam Urat’ pada cakarnya. Sehingga tidak mampu lagi mencengkeram semboyan Indonesia yang dengan kuat sebagai mana mestinya. Dan pada akhirnya semboyan itu pun  terjatuh. Akibatnya, terjadi perpecahan dimana – mana, mulai dari yang tidak menghormati kebudayaan tetangga, hingga bahkan pertikaian dan pertempuran yang mengakibatkan kematian. Itu semua karena masyarakat Indonesia yang lalai dan mulai enggan lagi untuk mempedulikan Pancasila kembali.
Jadi, jangan sampai terulang kembali kejadian tersebut. Kita harus membudayakan sikap berToleransi, saling bekerja sama, dan saling menghargai antar manusia agar kehidupan menjadi lebih damai dan tentram


Oleh : SAM98 (Kamis, 20 Februari 2014)

0 komentar:

Posting Komentar