Graphic Vocational English Debate...
Aroma Hujan di Akhir Tahun..
Sekarang
adalah bulan terakhir di tahun 2014. Tentu saja, karena ini adalah Bulan
Desember. Apa yang terfikir mengenai Bulan Sagitarius ini ??? Natal dan tahun
baru, itu tentu. Libur akhir tahun, itu sudah pasti.
Aroma
hujan menyebar tatkala gema takbir itu sedang melanglang di Bumi Grafika. Sungguh
sebuah Anugerah yang amat luar biasa adanya. Rintikannya berjuta-juta hingga
tak terkira. Tetesannya menyejukkan setiap apa yang Ia jatuhi. Suarnya nyaring
ibarat alunan orkestra dari musik klasik seniman ternama. Kilauannya jernih
membasahi dan menentramkan setiap jiwa yang sedang luka.
Buaian
dan cipratan mesra Sang Pembawa Hujan kala Ia menyebarkan percikan setiap
detail dari tubuhnya, menjadi partikel-partikel kecil dari sebuah keadilan. Aroma
tanah yang berpadu dengan nikmatnya bau hujan, melahirkan adonan yang selalu
ditunggu kala Ia datang. Meskipun terkadang Ia juga menjadi alasan dari sumber
ketidakbenaran.
Alirannya
menggenangi setiap kali Mereka bertemu dengan gerombolan yang lain. Terlihat menyerupai
bentuk abstrak yang tidak begitu berarti, namun sungguh sarat akan makna.
Tak
hanya atap rumah, pucuk daun, pot-pot bunga, pagar, hingga benda-benda kecil
pun tidak luput dari serbuan Pasukan Pembawa Hujan tersebut. Yang itu
menandakan bahwa mereka akan menutup mata terhadap apa yang ada di depannya. Bagus
justru. Karena setiap benda akan saling berlomba untuk menonjolkan aromanya
masing-masing kepada dunia.
Hujan
seakan menjadi ajang baru bagi setiap makhluk di muka bumi ini, untuk
menunjukkan eksistensinya, untuk menunjukkan keberadaannya, untuk saling
berpacu dengan Sang Waktu, sebagai alasan bahwa dirinya juga layak untuk tetap
bertahan dan layak juga untuk dibutuhkan.
Satu
hal yang pasti, bahwa tidak ada parameter sebanyak apa mereka akan memberi kita
kesempatan dalam berjuang. Tapi yang jelas, hujan itu bukanlah sesuatu
kesemuan. Membuktikan kepada seluruh dunia bahwa semua ini nyata adanya. Hanya bagaimana
kita mampu untuk memanfaatkan peluang tersebut dengan sebaik-baiknya.
Begitu
suka dengan Aroma Hujan, entah karena apa alasannya. Karena Aroma Hujan itu
lucu. Bisa dibilang Unik, karena tidak ada satu hal pun yang mampu menyamai
keunikan dari Aroma Hujan ini. Karena hujan akan selalu datang di setiap saat,
setiap waktu. Maka aku ingin sekali berjalan berdampingan untuk meraih semua
Asa bersama dengan Rintikan Hujan. Karena di sana, Aroma Hujan pasti akan menemani
langkah-langkah perjuangan Itu. Detik-detik dimana semua itu akan terjadi, maka
Mereka semua akan menjadi saksinya.
Dan
bersamaan dengan datangnya Hujan ini, ingin ku ceritakan sebuah cerita yang
begitu mengguncangkan seluruh dunia dengan kehadirannya. Yang juga mampu
mengoyak semua ini di muka bumi ini. Membuat gempar dunia dengan Prestasinnya..
Dan..
Inilah..
GVED, Graphic Vocational English Debate..
Entah disebut apa semua
ini. Sebuah ekstra kurikuler, sebuah organisasi, sebuah forum, atau apapun
sebutannya. Lebih dari itu, semua terlihat jauh lebuh bermakna. Dengan setiap
individunya yang saling terikat satu sama lain, dengan setiap anggotanya yang
saling bergandengan tangan, saling bersatu untuk membentuk sebuah gugusan baru
yang bernama keluarga. Keluarga yang tercipta pun amat berbeda dari keluarga
biasanya. Tak ada yang namanya kepala keluarga, tak ada juga yang namanya
kepala rumah tangga, yang ada hanya anggota keluarga yang saling membutuhkan satu
sama lain dalam lingkup keluarga besar.
Kami
memang berbeda, tidak sama. Kami berbicara bukan dengan mulut atau pun bibir
layaknya manusia pada umumnya. Tapi kami berbicara dengan bahasa hati yang
tercipta karena kuatnya ikatan diantara kami. Seperti layaknya sebuah telepati,
tak perlu mengeluarkan sepatah kata pun kami telah saling mengerti satu sama
lain. Itulah yang memebuat kami berbeda dari biasanya. Karena bahasa hati
adalah sifat dasar kami yang akan selalu melekat lebih dekat dengan nadi kami,
seiring dengan derasnya aliran darah kami.
Kami
juga tidak menggunakan kain sutra yang lazim digunakan makhluk sesama kita.
Pakaian kami terbuat dari rompi baja dengan tameng yang penuh menyelungkupi
seluruh tubuh kami. Sehingga badan kami selalu luput dari serangan dan tembakan
godaan lawan yang akan berusaha untuk mengalahkan kami. Karena rompi baja
tersebut adalah modal utama kami di dalam setiap pertempuran di luar
pertarungan yang nyata.
Dengan
adanya rompi baja, buka berarti kami tidak pernah merasakan kekalahan yang
berarti. Berulang kali terpeleset, tersandung, jatuh, bahkan tersungkur dalam
menjalani sebuah kenyataan yang meyakinkan bahwa kami memang belum menjadi
pemenang. Memberikan bekas luka, menciptakan noda besar yang tertinggal di
seluruh tubuh kami. Sehingga selalu menjadi alarm pengingat pemacum semangat
kami yang membuat kami bertahan selama ini.
Karena
memang genggaman tanga kami yang membuat kami akan saling menguatkan satu sama
lain. Karena kalah, bukan berarti gagal. Seperti kata pepatah, sebuah kekalahan
adalah kesuksesan yang sedang mengalami penundaan. Mungkin ia hanya menunggu
waktu yang tepat untuk membuatnya datang di hadapan kami.
Panah
itu membuat kami selalu melesat tajam selayaknya kesatriya dalam medan
perangnya. Walaupun hanya selangkah dua langkah, setiap harinya kami akan
selalu berusaha untuk berlari kencang. Bukan jalan di tempat yang akan selalu
stagnan dan berporos pada tempat yang sama, tanpa mengalami kemajuan.
Kami
senang memandang bintang-bintang yang bersinar pada setiap harinya, terutama di
siang hari. Aneh memang, namun itulah kami. Sekali lagi, kami berbeda. Kami
lebih senang memandang sesuatu yang jarang, bahkan tidak pernah dipandang oleh
orang lain. Guna mengambil kesempatan yang tidak dilirik oleh manusia biasa
pada umunya. Hanya itu yang dapat kami lakukan untuk mendapatkan hasil yang
sebesar-besarnya dengan usaha yang seimbangan.
Seperti
keluarga pada umumnya, tentu kami akan memiliki sebuah rumah sebagai tempat
kami berlindung. Grafika adalah sayap besar yang menaungi keberadaan kami. Kami
bangga dengan adanya Grafika. Berada di bawah kepakan agungNya, kami diberi kebahagiaan
yang sempurna di sana.
Bangunan
yang terbuat dari batu kesungguhan ditambah dengan semen kasih sayang dan
dilengkapi dengan cat keceriaan. Membuat rumah tangga GVED menjadi keluarga
yang sejarhtera. Dan diskusi adalah cara kami dalam membangun sebuah bahtera
yang kuat dalam mengarungi derasnya deburan ombak cobaan yang sering kali
menghalang kami di tengan perjalanan. Walaupun tak jarang perahu itu sempat
goyang, bahkan bocor karena keteledoran dan kecerobohan kami. Namun itu semua
dapat segera teratasi dengan secat berkat adanya kerja sama yang baik antar
penumpangnya.
Dan,
inilah kami. Sebuah keluarga baru yang akan tetap bertahan dengan rompi baja
dan tameng penangkal serangan. Serta bahasa hati yang membuat kami akan selalu
mengerti, dan yang terpenting adanya genggaman yang selalu membuat kami ada
dalam naungan kebersamaan yang nyata dan abadi.
Mungkin
hanya ini yang dapat diberikan sebagai bentuk rasa syukur dan ucapa terima
kasih karena telah bergabung dalam keluarga inti ini..
Oleh : SAM98 (Kamis,
04 Desember 2014 19:08)
kata2 e keren sof
BalasHapus