Ini
adalah kali ketiga terdapat pesawat terbang yang melintas di atas sana.
Lampunya yang temeram berkedip genit ke arahku yang kala itu sedang termenung
sendiri di atas balkon rumah. Cahayanya yang kelap kelip menjauh seiring dengan
kabut yang menutupi angkasa luar.
“Hai,
Shafira. Apa yang sedang kau lalukan di luar sana ??”, Dia menyapaku dengan
ramahnya.
“Aku di sini sedang menunggu
bintang-bintang itu muncul”
“Sudah gila kau rupanya”
“Entahlah, Pesawat. Namun
sejak tadi aku tak kunjung mendapati bintang-bintang itu.”
“Bagaimana tidak, cuaca
sekarang sedang mendung. Jelas saja kau tidak dapat bertemu dengan
bintang-bintang itu. Karena memang mereka akan kalah bersaing dengan awan
mendung yang sedang menggelantung itu.”
“tetapi sekarang aku sedang
membutuhkan mereka. Saat ini aku ingin banyak bercerita kisahku kepada mereka.
Aku sendiri di sini”
“Tidak shafira, tidak. Kau
tidaklah sendiri, ada aku di sini.”
“Kau memang benar, pesawat.
Kini maukah kau menemani ku dalam menghabiskan malam ini dengan mendengarkan
ceritaku ??”